Page 229 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 229
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
memerlukan waktu empat tahun ketika akhirnya Undang-Undang Nomor
3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar disahkan pada 15 Agustus
1975.
Undang-undang tersebut mencegah pegawai negeri sipil bergabung de-
ngan partai, membatasi pilihan asas ideologis partai pada Pancasila dan
UUD 1945, dan melarang organisasi partai di bawah tingkat kota madya.
Undang-undang tersebut juga menetapkan bahwa hanya ada tiga peser-
ta pemilu, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrasi
Indonesia (PDI), dan Golongan Karya.
Memasuki 1977-1978, mahasiswa mulai kem-
bali bergerak. Naiknya suhu politik Indonesia
Seperti juga gerakan yang mulai dinamis menjelang Pemilu 1977 dan
pemilihan presiden 1978 serta munculnya ber-
mahasiswa tahun 1974, bagai persoalan sosial-ekonomi membuat ma-
gerakan 1977/1978 ini hasiswa merasa terpanggil untuk bersikap. Di
Jakarta terjadi kenaikan tarif bus kota, di Sura-
tidak memiliki satu baya terjadi penggusuran pedagang kaki lima,
organisasi sebagai dan di Bogor terjadi banyak penguasaan tanah
masyarakat oleh pejabat.
wadah pemersatu
para mahasiswa Seperti juga gerakan mahasiswa tahun 1974,
gerakan 1977/1978 ini tidak memiliki satu orga-
se-Indonesia. nisasi sebagai wadah pemersatu para mahasis-
wa se-Indonesia. Selain masing-masing Dewan
Mahasiswa bergerak melakukan aksinya, me-
reka juga mengadakan pertemuan-pertemuan
dalam rangka menggalang kekompakan yang
biasanya menghasilkan rumusan-rumusan yang menjadi tuntutan me-
reka dalam aksi-aksinya.
Berbagai tuntutan dilontarkan mahasiswa dalam gerakan 1977-1978.
Mulai dari tuntutan yang sifatnya lokal seperti penyelesaian masalah
kelaparan sampai tuntutan yang sifatnya nasional seperti demokratisa-
si di Indonesia, penyelenggaraan Sidang Istimewa MPR untuk memin-
ta pertanggungjawaban Presiden Soeharto, yang dianggap menyele-
wengkan pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila. Akan tetapi, tuntutan
yang paling mengemuka dalam gerakan mahasiswa 1977-1978 itu men-
capai puncaknya terkait gugatan mereka terhadap kepemimpinan na-
sional. Mahasiswa menolak Soeharto sebagai presiden untuk yang ke-
tiga kalinya.
222