Page 24 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 24

DARI VOLKSRAAD
                                                                                      KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (1917-1949)





                  rakyat. Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Van Limburg Stirum mem-
                  berikan harapan pada pembahasan masalah pertahanan Hindia oleh
                  organisasi pribumi ini.


                  Pada  Juli  1916,  dibentuk  Comite  Indie  Weerbaar  (Komite  Pertahanan
                  Hindia) dengan anggota para wakil dari organisasi Budi Utomo, Cen-
                  trale  Sarekat  Islam  (CSI),  Regenten  Bond  (Ikatan  Para  Bupati),  serta
                  perhimpunan dari empat daerah kerajaan, yaitu Narpowandowo (kawa-
                  san Susuhunan di Surakarta), Prinsen Bond Mataram (Kawasan Sultan
                  di Yogyakarta), Mangkunegaran (Kadipaten Mangkunegaran), Abdi Da-
                  lem  Wargo  Pakualam  (Kadipaten  Pakualaman).
                  Sementara  itu,  golongan  Insulinde  dan  kaum
                  sosialis tidak tertarik pada komite ini.
                                                                         Dwijosewoyo berpidato

                  Melalui  rapat  komite  pada  31  Agustus  1916,       di berbagai kota di
                  dihasilkanlah  keputusan  berupa  usulan  untuk
                  mengirim  delegasi  ke  negeri  Belanda  guna          Belanda, membicarakan
                  menyampaikan  mosi  kepada  Ratu  Belanda,             dua isu utama yang
                  Wilhelmina, juga kepada Menteri Urusan Koloni
                  dan Parlemen Belanda.                                  menjadi dasar
                                                                         keberangkatan delegasi
                  Delegasi  itu  terdiri  atas  enam  anggota,  yaitu
                  Pangeran Ario Kusumodiningrat sebagai perwakilan       Hindia-Belanda itu,
                  Prinsen  Bond  Mataram,  Bupati  Magelang  Raden       yaitu soal milisi dan
                  Tumenggung  Danu  Sugondo  sebagai  perwakilan
                  Regenten  Bond,  Mas  Ngabehi  Dwijosewoyo             parlemen.
                  sebagai  perwakilan  Budi  Utomo,  Abdul  Muis
                  sebagai perwakilan dari Sarekat Islam, Frits Laoh
                  sebagai  perwakilan  dari  Perserikatan  Minahasa,
                  dan  W.V.  Rhemrev.  Mereka  didampingi  Dirk  van  Hinloopen  Labberton,
                  Ketua Perhimpunan Teosofi, yang juga seorang tokoh pendukung Politik
                  Etis, yang ditunjuk untuk bertindak sebagai ketua delegasi.


                  Di  Belanda,  beberapa  anggota  delegasi  aktif  mengikuti  berbagai
                  diskusi. Dua yang sangat aktif adalah Abdul Muis dan Dwijosewoyo.
                  Dwijosewoyo berusaha menjalin relasi sebanyak-banyaknya selama
                  ada di Belanda. Dalam Verslag Boedi Oetomo 1919, dilaporkan sejumlah
                  kegiatan Dwijosewoyo yang meluas ke semua kalangan masyarakat
                  di Belanda, termasuk menghadap Sri Ratu. Ia juga menghadiri sidang
                  majelis  rendah.  Di  sini  ia  berusaha  menyampaikan  cita-cita  Budi
                  Utomo, yaitu agar tugas milisi diberikan kepada penduduk pribumi
                  dalam hubungan dengan hak perwalian rakyat bagi Hindia-Belanda.





                    dpr.go.id                                                                                17
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29