Page 29 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 29
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Periode 1918-1921:
DARI ‘JANJI NOVEMBER’ HINGGA
REFORMASI KETATANEGARAAN
Rapat Volksraad pertama digelar pada 21 Mei 1918, dibuka pada pukul sembilan
pagi oleh Ketua Volksraad, Koningsberger. Jumlah anggota yang hadir, termasuk
ketua, adalah 30 orang.
BERBEDA dengan antusiasme yang ditunjukkan para pemimpin or-
ganisasi pribumi, masyarakat Eropa tidak begitu memedulikan berdi-
rinya Volksraad. Hal ini diperlihatkan dari situasi jalan-jalan di Batavia
pada 18 Mei 1918, yaitu pada hari pembukaan dewan itu. Hanya ada
satu bendera yang berkibar di sepanjang rute yang ditempuh oleh wali
negeri tersebut. Tampaknya, publik masih beristirahat sesudah mengi-
kuti pesta besar di Kebun Tanaman dan Binatang (Planten-en Dieren-
tuin) dan menghindari Taman Hertogspark, lokasi keberadaan gedung
Volksraad.
Dilihat dari keanggotaannya, Volksraad bukan dewan rakyat yang se-
benarnya. Dari 39 anggotanya, 20 orang, termasuk ketua, berasal dari
kelompok masyarakat Eropa, lalu kemudian diikuti oleh 15 kelompok
penduduk bumiputra, dan tiga orang yang tergolong sebagai Vreem-
de Oosterlingen (Timur Asing). Setengahnya dipilih oleh dewan-dewan
lokal.
Dalam sidang-sidang pertama, tribun untuk publik sering kosong. Su-
asana persidangan tampak hangat dan seru setelah banyak lontaran
kritik dari para anggota bumiputra, sehingga kemudian barulah mem-
bangunkan perhatian para wakil golongan Eropa. Kebanyakan dari me-
reka bereaksi atau mengejek bumiputra yang vokal.
Kaum komunis dan mereka yang berasal dari Indische Sociaal Democra-
tische Vereeniging (ISDV), serta berbagai pemimpin Sarekat Islam yang
berorientasi kiri, sudah sejak awal menentang pembentukan dewan itu.
Dewan itu hanya sebuah “permainan boneka”, sebuah “komedi omong” .
Itulah dua nama ejekan yang sering diberikan kepada Volksraad oleh
22