Page 240 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 240

DPR-RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA
                                                                                                         (1967-1998)





                  Fenomena “Mega-Bintang” secara signifikan menjadi diskursus yang
                  meluas ketika kampanye berlangsung. Ketika massa PPP sedang ber-
                  kampanye,  baik  massa  peserta  kampanye  maupun  masyarakat  sim-
                  patisan selalu membuat kode (simbol) pada jari tangan dengan angka
                  1 dan 3 sebagai lambang PPP dan PDI Megawati. Tidak ketinggalan,
                  bendera merah-hijau bertulisan “Mega-Bintang” juga dimunculkan dan
                  marak dikibarkan, seperti saat kampanye PPP di Jakarta pada 8 Mei
                  1997. Massa yang terdiri dari puluhan ribu simpatisan Partai Bintang
                  bak menenggelamkan Jakarta dalam lautan hijau, warna seragam PPP.
                  Massa  juga  mengarak  atribut-atribut  bergambar  Megawati.  Padahal,
                  saat itu, Megawati tidak ambil bagian dalam pemilu karena berseteru
                  dengan PDI yang dipimpin oleh Soerjadi.


                  Melihat  perkembangan  situasi  yang  kurang
                  menguntungkan  pihaknya,  pemerintah  meres-
                  pons  dengan  mengeluarkan  larangan  memba-           Konflik internal PDI
                  wa  spanduk  dan  kostum  Mega-Bintang  dalam          yang menimbulkan
                  kampanye.  Massa  yang  resisten  ternyata  balik
                  memunculkan pelesetan politik untuk menyiasa-          kekecewaan warga
                  ti larangan tersebut. Alhasil, muncullah spanduk       dan simpatisan PDI
                  semacam  “Megang-Bintang”  dan  idiom-idiom
                  lain yang ingin menunjukkan bahwa keberada-            direspons secara taktis
                  an para pendukung Megawati masih tetap dapat           oleh DPC PPP Surakarta
                  berekspresi dalam kampanye pemilu.
                                                                         dengan memunculkan
                  Isu Mega-Bintang muncul sebagai antitesis dari         isu “Mega-Bintang”.
                  hegemoni Golkar sejak Pemilu 1971 yang selalu
                  menang. Warga PPP dan PDI ingin perubahan,
                  termasuk   mengganti    Presiden   Soeharto.
                  Kala  itu,  merebak  wacana  yang  mendukung
                  Megawati sebagai Presiden RI, dan wakilnya adalah Buya Ismail Hasan
                  Metareum, Ketua Umum PPP.Inilah salah satu bentuk perlawanan dari

                  para peserta pemilu untuk tidak “menjadi Golkar” .

                  Dua bulan setelah Pemilu 1997 dilaksanakan, krisis keuangan atau krisis
                  moneter menerpa hampir seluruh kawasan Asia Timur dan Asia Tengga-
                  ra pada Juli 1997, termasuk Indonesia. Untuk itu, pada Oktober 1997 peme-
                  rintah mengundang Dana Moneter Internasional (International Monetary
                  Fund, IMF) untuk membantu program pemulihan krisis di Indonesia.


                  Pada 31 Oktober 1997, disetujui letter of intent (LoI) pertama yang me-
                  rupakan program pemulihan krisis IMF dengan fasilitas pinjaman siaga





                    dpr.go.id                                                                              233
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245