Page 44 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 44

DARI VOLKSRAAD
                                                                                      KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (1917-1949)





                  yang kelima pada 1931-1935, kelompok yang mendominasi justru per-
                  himpunan yang terdiri dari para pejabat pribumi.

                  Di Volksraad, fraksi kaum pribumi berusaha menempatkan wakil-wakil
                  andalannya untuk tetap menduduki kursi jabatan agar bisa menyua-
                  rakan  permasalahan  dan  kondisi  sosial  masyarakat  Hindia-Belanda.
                  Beberapa perwakilan masyarakat pribumi di Volksraad sering menge-
                  mukakan pendapat dan gagasan, dan sering kali
                  gagasan  itu  disampaikan  melalui  pidato  atau
                  mosi. Berbagai gagasan dan mosi itu biasanya
                  dipertimbangkan dulu Pemerintah Kolonial Hin-
                  dia-Belanda  sebelum  ditembuskan  kepada  Mi-         Pada 14 Agustus 1931,
                  nister atau Menteri Negara Jajahan dan Tweede          jabatan penasihat
                  Kamer di Belanda.
                                                                         ditempatkan langsung

                  Untuk mewujudkan keterwakilan kaum pribumi             di bawah Gubernur
                  di Volksraad yang telah lama dicanangkan oleh
                  penduduk Hindia-Belanda, yang menginginkan             Jenderal. Pejabat
                  sebuah  pemerintahan  sendiri,  maka  harus  ada       Hindia-Belanda
                  dasar pemikiran dan perencanaan untuk mere-
                  alisasikan gagasan itu. Dalam upaya itu, kadang        pada waktu itu boleh
                  terjadi gesekan antara wakil pribumi dan masya-        berkorespondensi
                  rakat Eropa.
                                                                         langsung dengan

                  Di  sepanjang  perjalanan  Volksraad  dalam  ren-      otoritas sipil dan
                  tang  periode  1928-1930,  misalnya,  Thamrin          militer.
                  pernah  menantang  Pemerintah  Kolonial  Hin-
                  dia-Belanda  untuk  memindahkan  seorang  na-
                  sionalis  veteran,  yakni  Cipto  Mangunkusumo,
                  dari pembuangannya di Banda ke Batavia untuk
                  menduduki kursinya di Dewan.


                  Gubernur Jenderal A.C.D. de Graeff (1926-1933) mencoba memecahkan
                  masalah jurang pemisah yang semakin tumbuh antara masyarakat Ero-
                  pa dan Indonesia. Ini antara lain dengan memperkuat posisi penasihat
                  Inlandse Zaken (Badan Urusan Pribumi). Dengan Gouvernementsbesluit
                  (Suatu  Keputusan  dari  Pemerintah  kolonial  Hindia-Belanda),  pada  14
                  Agustus 1931, jabatan penasihat ditempatkan langsung di bawah Gu-
                  bernur Jenderal. Pejabat Hindia-Belanda pada waktu itu boleh berkores-
                  pondensi langsung dengan otoritas sipil dan militer. Ia, misalnya, harus
                  selalu  tahu  tentang  tindak-tanduk  masyarakat  Arab  di  Hindia-Belan-
                  da,  dan  juga  harus  mempelajari  perkembangan  internal  Islam  dalam





                    dpr.go.id                                                                               37
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49