Page 40 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 40

DARI VOLKSRAAD
                                                                                      KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (1917-1949)





                  Periode 1927-1931:


                  LEMBAGA KO-LEGISLATIF DENGAN

                  KEWENANGAN TERBATAS




                  Jika  pada  periode  sebelumnya  wewenang  Volksraad  tidak  lebih  dari  sekedar
                  lembaga penasihat, pada 1927 Volksraad memiliki wewenang sebagai lembaga

                  ko-legislatif bersama Gubernur Jenderal. Namun, kewenangan Volksraad masih
                  terbatas karena Gubernur Jenderal memiliki hak veto.










                  DARI jumlah total anggota 60 orang, 30 orang merupakan penduduk
                  Belanda dengan komposisi 15 terpilih dan 15 ditunjuk, 25 orang bera-
                  sal dari kalangan bumiputra, dengan komposisi 19 terpilih dan 4 ditun-
                  juk, serta 5 orang penduduk Tionghoa dengan 3 dipilih dan 2 ditunjuk.
                  Mekanisme  keanggotaan  Volksraad  dipilih  melalui  pemilihan  tidak
                  langsung.


                  Salah  satu  tokoh  bumiputra  dalam  keanggotaan  Volksraad  adalah
                  Yahya Gelar Datuk Kayo dari Minangkabau. Ia terpilih menjadi anggo-
                  ta Volksraad pada 1927. Sidang pertama Volksraad yang ia ikuti ada-
                  lah sidang yang diselenggarakan pada Juni 1927. Ketika terpilih menjadi
                  anggota Volksraad, ia masih menjadi Demang Padang Panjang, yang
                  kemudian dipindahkan ke Air Bangis (Desember 1928–Mei 1929).


                  Yahya adalah salah satu dari 25 wakil golongan bumiputra dari jumlah
                  keseluruhan 55 orang yang menjadi anggota Volksraad. Ia mewakili Mi-              Yahya Datuk Kayo
                  nangkabau untuk periode 1927-1931, menggantikan Tuan Lutan Datuk           (Sumber: Volksalmanak Melajoe
                  Rangkayo Maharajo.                                                                 Serie No. 77, 1928)


                  Dalam pidato pertamanya pada 16 Juni 1927, Yahya seperti ingin meng-
                  ubah  kondisi  Volksraad  yang  dikritik  Haji  Agus  Salim  sebagai  suatu
                  “komedi omong”. Yahya hendak mengatakan, sebelum ada Volksraad,
                  pemerintah hanya mendengar dari pihak pemerintah. Pemerintah tidak
                  mendapatkan cukup informasi dari penduduknya. Namun, setelah ada
                  Volksraad, situasi berubah.





                    dpr.go.id                                                                               33
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45