Page 36 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 36

DARI VOLKSRAAD
                                                                                      KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (1917-1949)





                  Di antaranya adalah amendemen Pasal 1 dan 164 Undang-Undang Da-
                  sar  mengenai  penggantian  istilah  “Nederlandsch-Indie”  dengan  “In-
                  donesia” yang diajukan Van Hinloopen Labberton, Cramer, dan Vre-
                  ede dengan status ditolak. Ada pula amendemen Pasal 122 mengenai
                  penggantian istilah “Koloniën en bezittingen” (Koloni dan Bawahannya)
                  dengan “zelfstandige staatsdelen” (negara bagian mandiri) yang diaju-
                  kan oleh Van Hinloopen Labberton, Cramer, dan Vreede dengan status
                  dibatalkan.


































                  Sementara itu, terdapat 10 mosi yang diajukan dalam periode rapat luar    Pertemuan dalam rangka Akhir
                                                                                             Masa Kerja Volksraad periode
                  biasa kedua pada 1921. Anggota Volksraad bumiputra ada yang turut                      1931-1935.
                  mengajukan  mosi  dalam  periode  ini.  Persoalan  yang  mereka  ajukan   (Sumber: Bataviaasch Nieuwsblad,
                  dalam mosi antara lain mengenai desentralisasi, khususnya perluasan                20 Februari 1935)
                  hak pilih bagi bumiputra, yang diajukan oleh Abdul Muis, Cokroaminoto,
                  Van  Hinloopen  Labberton,  Thayeb,  Teeuwen,  Sastrowijono,  dan
                  Dwijosewoyo.



                  Mosi tersebut diajukan sejak sidang biasa pertama pada 1918 dengan
                  status belum dibahas karena pembahasan ditunda dan harus menung-
                  gu peninjauan kembali berdasarkan konstitusi negara. Mosi itu menyo-
                  roti persoalan penjelasan pemerintah dalam hal reformasi ketatanega-
                  raan di Hindia-Belanda yang bersamaan dengan pembentukan sebuah
                  parlemen  dengan  wewenang  legislatif  penuh  dan  pemerintah  yang
                  bertanggung jawab pada parlemen tersebut.





                    dpr.go.id                                                                               29
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41