Page 35 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 35
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Periode 1921-1923:
ISU DESENTRALISASI DAN PERLUASAN
HAK PILIH BAGI BUMIPUTRA
Sidang luar biasa pertama Volksraad pada periode yang baru ini dibuka pada
4 April 1921 dan kembali diketuai oleh Mr. Dr. W.M.G. Schumann. Dalam pembukaan
tersebut, hadir 22 anggota. Muurling juga kembali menjadi perwakilan dari
pemerintah kolonial.
DALAM sidang yang dilangsungkan pada 17 Mei 1921, diperkenalkan
pula anggota baru, yaitu H. Agus Salim, yang menggantikan posisi
Cokroaminoto di Sarekat Islam. Dalam sidang yang sama, persoalan
yang dibahas terkait dengan peninjauan kembali undang-undang yang
menginginkan hak otonomi yang lebih luas bagi daerah koloni.
Pada akhir Desember 1921, R.M.A.A. Kusumo Utoyo ikut berperan dalam
Commite voor de Autonomie van Indie (Komite Otonomi Hindia) bersama
R.T.A. Wiranata Kusuma, dan R.A.A. Achmad Jayadiningrat sebagai ketua.
Pemilihan ketiga tokoh bupati tersebut sepertinya didasari oleh alasan la-
tar belakang mereka sebagai bupati yang kinerjanya cakap dan progresif.
Komite itu sendiri dibentuk untuk membangun argumen yang diha-
rapkan dapat mempengaruhi pendapat umum, baik di Hindia-Belanda
maupun di negara induk. Pada awal 1922, komite ini mengirim sejumlah
utusan ke Belanda yang ketika itu sedang melakukan pemilihan ang-
gota parlemen baru. Utusan tersebut diharapkan dapat memberikan
pengaruh kepada pandangan anggota parlemen di Belanda supaya
mendukung otonomi yang lebih luas di Hindia-Belanda.
Dalam periode rapat luar biasa pada 1921, muncul 17 amendemen yang
terbagi atas dua pokok persoalan. Salah satu persoalan amendemen
yang diajukan pada periode rapat luar biasa tahun 1921 ini adalah de
behandeling van het voorstel tot herziening der Grondwet (pembahasan
atas usul peninjauan kembali Undang-Undang Dasar). Ada 16 aman-
demen untuk persoalan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam
Undang-Undang Dasar.
28