Page 38 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 38
DARI VOLKSRAAD
KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (1917-1949)
Periode 1923-1927:
PENERAPAN SISTEM PEMILIHAN
ANGGOTA VOLKSRAAD DAN
PENGARUH PERUBAHAN REGERINGS
REGLEMENT 1925
Sidang luar biasa pertama Volksraad 1923 dibuka pada 2 Mei. Posisi Ketua
Volksraad ketika itu masih dipegang oleh Mr. Dr. W.M.G. Schumann, dengan
anggota 36 orang.
PADA periode 1923 ini mulai diterapkan kiesregeling atau peraturan pe-
milihan yang ditujukan kepada warga bumiputra di Jawa dan Madura.
Wilayah tersebut dibagi menjadi empat kieskring (daerah pemilihan),
antara lain: (1) I, West-Java (Jawa Barat); (2) II, Midden-Java (Jawa Te-
ngah); (3) III, Oost-Java (Jawa Timur); dan (4) IV, Vorstenlanden (Daerah
Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta).
Di luar Jawa dan Madura, terdapat Daerah Pemilihan V (Zuid-Sumate-
ra/Sumatera Selatan), VI (Minangkabau), VII (Tanah Batak), VIII (Pantai
Timur Sumatera, Riau, dan daerah bawahan), IX (Oost-Borneo/Borneo
Timur), X Celebes (Sulawesi), XI (Kepulauan Maluku), dan XII (Bali dan
Lombok).
Sidang biasa pertama Volksraad pada 1924 dibuka oleh Gubernur
Jenderal Dirk Fock, yang sebelumnya disambut oleh Komisi Penyam-
butan yang terdiri dari Ariodinoto, Dwijosewoyo, Jacobs, dan Van der
Weyden.
Tahun 1924 merupakan pertama kali para wakil pribumi di Volksraad
ditentukan melalui sistem pemilihan. Sejumlah daerah diwakili oleh
wakil masing-masing. Sebagai contoh, jumlah kursi untuk keseluruhan
Sumatera hanya diwakili satu kursi atau satu orang.
dpr.go.id 31