Page 45 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 45
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
konteks internasional. Namun, instruksi baru itu hampir tidak memberi-
kan efek politik.
Pada Juli 1931, M.H. Thamrin mengemukakan persoalan Poenale Sanc-
tie sebagai hal yang akan ditangani oleh Nationale Fractie atau Frak-
si Nasional. Setahun setelahnya, yakni pada Juli 1932, M.H. Thamrin
yang kembali terpilih sebagai ketua Fraksi Nasional mengumumkan di
Volksraad bahwa terdapat perubahan kecil perihal tujuan dari fraksi
tersebut, yakni “kemerdekaan Indonesia secepatnya” .
Pada 1935, Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda menunjuk seorang pe-
rempuan Belanda bernama Razoux Schultz-Metzer menjadi anggota
Volksraad. Dua tahun kemudian, ia mengusulkan hak pilih bagi perem-
puan tanpa diskriminasi ras.
Saat itu juga komposisi anggota Volksraad beragam, ada yang anggo-
tanya orang Belanda yang memang kelompok anggota mayoritas, serta
orang Hindia-Belanda (Indonesia), Timur Asing (Arab, Cina), juga me-
reka yang berasal dari ras campuran Belanda-Indonesia, yang kemudi-
an hari membentuk fraksi sendiri. Kemunculan Razoux Schultz-Metzer
adalah faktor pembeda dari Volksraad pada periode ini. Ia kemudian
mendukung agar perempuan pribumi juga dapat menduduki posisi se-
bagai anggota Volksraad.
Pada 16 September 1928, Cipto ditunjuk oleh kantor pemilihan Volks-
raad untuk menduduki kursi kosong yang ditinggalkan oleh anggota
dari Paguyuban Pasundan, Oto Kusuma Subrata. Dengan duduknya
Cipto di Volksraad, pendapat yang biasanya banyak diwakili oleh go-
longan konservatif, yakni para pangreh praja dan pejabat BB (binnen-
Cornelia Hendrika Razoux Schultz- lands bestuur/pegawai negeri), kini dapat ditandingi secara kuat oleh
Metzer.
seorang veteran nasionalis yang sangat paham dengan situasi dan ma-
salah daerah tersebut.
Setelah usul tentang “mayoritas pribumi” yang telah dimenangkan, juga
setelah apa yang disebut Stokvis sebagai keadaan sulit yang dihada-
pi De Graeff, Fraksi Nasional kemudian menikmati tahun pertama yang
indah di Volksraad. Begitupun, mayoritas anggota Volksraad tidak me-
lunakkan sikap mereka terhadap kaum nasionalis yang dengan lantang
menentang Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda.
Dalam tindakannya, Fraksi Nasional lebih memusatkan usahanya di
dalam lingkungan Volksraad. Maka, Fraksi Nasional mempunyai tujuan
38