Page 70 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 70

DARI VOLKSRAAD
                                                                                      KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (1917-1949)





                  maka jalan satu-satunya untuk memperbaikinya adalah menegakkan
                  demokrasi.

                  Untuk mengatasi berbagai kritik, pemerintah pada 5 Oktober 1945 me-
                  ngeluarkan  pengumuman  bahwa  persiapan-persiapan  untuk  meng-
                  adakan pemilihan umum (pemilu) telah dilaksanakan. Ini merupakan
                  kabar pertama tentang akan diadakannya pemilu.


                  Adanya pengumuman pemerintah tentang akan
                  diadakannya pemilu tidak mengurangi keingin-
                  an  untuk  memfungsikan  badan  itu  sesuai  de-
                  ngan  asasnya.  Dua  hari  setelah  pengumuman         Untuk mengatasi
                  itu, yakni pada 7 Oktober 1945, muncul sebuah          berbagai kritik,
                  referendum  dalam  KNIP.  Referendum  itu  di-
                  sponsori oleh 50 anggota KNIP yang mendesak            pemerintah pada
                  Presiden  untuk  memakai  kekuasaan  istimewa-         5 Oktober 1945
                  nya agar membentuk MPR dengan segera, agar
                  anggota-anggota KNIP dapat dianggap sebagai            mengeluarkan
                  anggota MPR.                                           pengumuman bahwa


                  Referendum  inilah  yang  menyebabkan  diada-          persiapan-persiapan
                  kannya  Sidang  Pleno  I  KNIP  di  Jakarta  pada      untuk mengadakan
                  16-17 Oktober 1945, sekitar sembilan hari sejak
                  referendum itu diajukan. Sidang Pleno I KNIP di-       pemilihan umum
                  adakan di Gedung Balai Muslimin Kramat.                (pemilu) telah

                  Pada  waktu  membicarakan  soal  referendum            dilaksanakan.
                  itu,  Amir  Syarifuddin  mengatakan  karena  situ-
                  asi  yang  sangat  genting  dengan  mendaratnya
                  Sekutu, besar kemungkinan para anggota tidak
                  akan  bisa  hadir  dalam  setiap  rapat  yang  dia-
                  dakan KNIP. Selain itu, KNIP yang begitu besar dan dengan anggota
                  yang begitu banyak akan sukar mengambil keputusan-keputusan ce-
                  pat, maka ia mengusulkan agar dibentuk sebuah “working committee”
                  atau badan pekerja, yang untuk sementara waktu dapat diberikan tu-
                  gas-tugas  legislatif.  Amir  mencontoh  badan  pekerja  yang  ada  pada
                  Indian National Congress di India. Badan pekerja itu akan bersidang 10
                  hari sekali, sedangkan KNIP hanya setahun sekali.


                  Hak dan kewajiban Badan Pekerja itu dijelaskan pada 20 Oktober 1945,
                  dengan keterangan bahwa kewajiban BP adalah: (1) Turut menetap-
                  kan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang berarti bahwa BP





                    dpr.go.id                                                                               63
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75