Page 74 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 74

DARI VOLKSRAAD
                                                                                      KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT (1917-1949)





                  Namun, kelima kota tersebut sudah dipenuhi oleh aktivitas republik.
                  Pilihan mengenai domisili KNIP jatuh pada Purworejo di Jawa Tengah,
                  sebuah kota kecil dan relatif aman di masa revolusi, serta dekat de-
                  ngan pusat pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta. Setelah
                  semua perangkat pendukung beserta dengan sarana dan prasarana
                  telah dipersiapkan, pada 23 Maret 1946, BP KNIP mengadakan sidang
                  perdananya di Purworejo.


                  Salah  satu  hasil  kerja  BP  KNIP  dalam  sidang  perdananya  di
                  Purworejo adalah dibentuknya Badan Penghubung BP KNIP yang ber-
                  kantor di Jl. Cilacap No. 4, Jakarta, untuk menjalin hubungan tetap an-
                  tara BP KNIP di Purworejo dan pemerintahan di Jakarta yang saat itu
                  dipegang oleh Kabinet Syahrir. Selain itu, dalam sidang ini, BP KNIP
                  juga  mengesahkan  beberapa  rancangan  un-
                  dang-undang,  di  antaranya  adalah  Rancangan
                  Undang-Undang  Kewarganegaraan,  yang  ke-
                  mudian ditetapkan menjadi UU No. 3 tahun 1946.
                                                                         KNIP aktif dalam
                  Setelah  masa  kepemimpinan  Syahrir,  KNIP  di-
                  pimpin  Mr.  Assaat  untuk  periode  1946-1949.        menyuarakan
                  Masa ini melanjutkan peran KNIP sebagai lem-           aspirasi berbagai
                  baga  legislatif  untuk  membantu  presiden,  se-
                  belum  didirikannya  Dewan  Perwakilan  Rakyat.        partai politik dan
                  Dalam perkembangannya, KNIP aktif dalam me-            golongan masyarakat
                  nyuarakan  aspirasi  berbagai  partai  politik  dan
                  golongan masyarakat yang tergabung di dalam-           yang tergabung di
                  nya. Sebagai lembaga pembantu presiden, pe-            dalamnya.
                  ran  KNIP  pada  periode  Mr.  Assaat  sebetulnya
                  jauh lebih besar daripada itu, termasuk menjadi
                  semacam parlemen yang turut andil dalam pro-
                  ses  pengambilan  keputusan-keputusan  yang
                  penting bagi kelangsungan Republik Indonesia.


                  Walaupun senantiasa muncul konflik dalam tubuh KNIP, terutama dari
                  kubu oposisi Persatuan Perjuangan di masa revolusi, hubungan KNIP
                  dengan  lembaga  kepresidenan  (Presiden,  Wakil  Presiden,  Perdana
                  Menteri, dan Kabinetnya) berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari ba-
                  gaimana KNIP selalu menyetujui program pemerintah, meskipun pem-
                  bahasannya kerap berjalan alot, khususnya dalam Sidang Pleno KNIP
                  maupun Rapat Badan Pekerja KNIP.








                    dpr.go.id                                                                               67
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79