Page 79 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 79

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN




                                      PERJANJIAN LINGGARJATI


                                      DAN AGRESI MILITER

                                      BELANDA




                                      BAGI KNIP, dapat dikatakan bahwa tahun 1947 adalah tahun yang pe-
                                      nuh ketidakpastian karena Agresi Militer Belanda I dan II dilancarkan
                                      ke  daerah  kantong  dan  pusat  aktivitas  Republik,  sehingga  membu-
                                      at rapat-rapat BP KNIP semakin sulit diadakan. Bahkan di kota-kota
                                      yang  dikuasai  sepenuhnya  oleh  Republik  seperti  di  Yogyakarta  dan
                                      Purworejo, suasana tidak menentu juga mempengaruhi aktivitas peng-
                                      huninya. Namun demikian, BP KNIP pimpinan Mr. Assaat tetap men-
                                      jalankan  tugas  dengan  cermat.  Dimulai  dari  pembahasan  mengenai
                                      respons terhadap susunan anggota KNIP oleh pemerintah, pembahas-
                                      an mengenai pertahanan dan keamanan, hubungan dengan Belanda,
                                      hingga masalah kewarganegaraan dan administrasi daerah.


                                      Pada  awal  1947,  25  Februari  hingga  5  Maret,  KNIP  juga  mengada-
                                      kan sidang pleno yang ke-5 di Jawa Timur, tepatnya di Kota Malang,
                                      yang juga menjadi basis kekuatan Republik. Dipilihnya Malang seba-
                                      gai tempat Sidang Pleno ke-5 melalui pertimbangan yang matang dari
                                      segi pertahanan dan keamanan, serta juga sarana dan prasarananya.
                                      Bagaimanapun,  Sidang  Pleno  KNIP  adalah  acara  besar  demokrasi
                                      Indonesia di masa revolusi. Selepas sidang ini, BP KNIP kembali men-
                                      jalankan tugas sebagai “pelaksana harian” badan legislatif yang turut
                                      mendukung jalannya pemerintahan Republik Indonesia.


                                      Sebagai tempat dilangsungkannya Sidang Pleno KNIP ke-5, aktivitas
                                      di Kota Malang meningkat pada awal 1947. Hal ini disebabkan oleh
                                      persiapan Sidang Pleno KNIP dan juga datangnya para anggota KNIP
                                      dan KNI Daerah dari berbagai wilayah Republik Indonesia ke kota ini.
                                      Keamanan Kota Malang pada saat menjelang dan berlangsungnya
                                      sidang menjadi tanggung jawab TNI dan Polri. Hasil pekerjaan dari
                                      kedua lembaga ini juga baik, terbukti dari laporan yang menjelaskan
                                      penjagaan mereka menghasilkan suatu lingkungan yang amat kon-
                                      dusif.


                                      Pada hari terakhir Sidang Pleno, sidang secara resmi menerima dan
                                      meratifikasi Perjanjian Linggarjati. Badan legislatif KNIP menerima se-
                                      cara sah bahwa wilayah RI terbatas pada Jawa, Madura, dan Sumatera.




           72
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84