Page 83 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 83

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN





                                      Pada  1  Agustus  1947,  Dewan  Keamanan  (DK)  PBB  bersidang  untuk
                                      membahas  permasalahan  Indonesia  dengan  Belanda.  Hasilnya,  DK
                                      PBB meminta kepada kedua belah pihak untuk memulai gencatan sen-
                                      jata. Pada 4 Agustus 1947, keputusan untuk melakukan gencatan senja-
                                      ta diumumkan, yang kemudian menandakan akhir dari periode Agresi
                                      Militer Belanda yang pertama.


                                                           Pada  1948,  KNIP  memasuki  masa  genting  re-
                                                           volusi. Perjanjian Renville yang ditandatangani
           Setelah                                         pada  17  Januari  1948  di  atas  dek  kapal  USS
                                                           Renville menandai sebuah babak baru pada ja-
           penandatanganan                                 lannya  revolusi  Indonesia.  Sebelumnya,  dalam

           Perjanjian Renville,                            Perjanjian Linggarjati pada 15 November 1946,
                                                           Belanda mengakui kekuasaan RI secara de fac-
           terjadi gejolak politik                         to atas Jawa, Madura, dan Sumatera.
           dalam pemerintah                                Dengan  disetujuinya  Perjanjian  Renville,  pen-

           RI. Seluruh anggota                             capaian yang dihasilkan oleh TNI di medan pe-

           PNI dan Masyumi                                 perangan menjadi sia-sia. Ditambah lagi, tidak
                                                           ada poin dalam Perjanjian Renville yang menye-
           yang tergabung                                  butkan bahwa Belanda mengakui kekuasaan RI
           dalam Kabinet                                   secara de facto. Dalam situasi ini, BP KNIP perlu
                                                           merespons Perjanjian Renville secara kompre-
           Amir Syarifuddin                                hensif,  termasuk  juga  menghadapi  tantang-

           mengundurkan                                    an-tantangan lain pada periode ini.

           diri sebagai wujud                              Setelah  penandatanganan  Perjanjian  Renville,
           penolakan atas                                  terjadi gejolak politik dalam pemerintah RI. Se-
                                                           luruh  anggota  PNI  dan  Masyumi  yang  terga-
           perjanjian ini.                                 bung  dalam  Kabinet  Amir  Syarifuddin  meng-

                                                           undurkan  diri  sebagai  wujud  penolakan  atas
                                                           perjanjian  ini.  Amir  Syarifuddin  pun  mengun-
                                                           durkan diri sebagai Perdana Menteri. Pengganti
                                                           Kabinet Amir Syarifuddin adalah Kabinet Wakil
                                      Presiden Mohammad Hatta. Ia memimpin Kabinet Presidensial Darurat
                                      yang memberikan seluruh pertanggungjawabannya langsung kepada
                                      Presiden Soekarno. Walaupun begitu, BP KNIP tetap menjalankan akti-
                                      vitas sebagaimana layaknya kabinet parlementer, dengan menyampai-
                                      kan pendapat dan mengawasi jalannya lembaga eksekutif.


                                      Melemahnya kedudukan RI di tingkat internasional membuat Belanda
                                      semakin  berupaya  untuk  mempertahankan  bekas  negeri  koloninya




           76
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88