Page 85 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 85

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN





                                      pandangan  Hatta  yang  menghormati  BP  KNIP  sebagai  representasi
                                      praktik demokrasi di Indonesia. Walaupun sistem kabinet pada masa
                                      Hatta adalah kabinet presidensial, Hatta tidak meninggalkan BP KNIP
                                      sebagai badan legislatif yang dapat memperkuat kinerja pemerintah.


                                      Pada  14  Februari  1948,  PM  Hatta  memberikan  keterangan  tentang
                                      program kabinetnya kepada BP KNIP. Beberapa hal yang disinggung
                                      dalam keterangan tersebut di antaranya adalah bahwa sistem kabinet
                                      presidensial yang dijalankannya hanya bersifat sementara untuk mere-
                                      dakan pertikaian antarpartai. Selanjutnya, Hatta berharap akan dapat
                                      segera kembali ke bentuk sistem parlementer.


                                      Hatta  menjelaskan  bagaimana  strategi  perjuangan  pemerintah  telah
                                      berubah  dari  mempertahankan  RI  kepada  pembentukan  RIS.  Betul
                                      bahwa RI dalam RIS akan banyak mengorbankan hak dan kekuasaan-
                                      nya. Tetapi, inilah satu-satunya cara pada saat itu agar kemerdekaan
                                      dan kedaulatan di seluruh wilayah Indonesia dapat tercapai. PM Hatta
                                      mengatakan kepada BP KNIP bahwa perjuangannya selanjutnya ada-
                                      lah aktif dalam RIS, di mana RI akan memainkan peran tersendiri dalam
                                      pemerintahan sementara tersebut.


                                      Jalannya  pemerintahan  di  daerah-daerah  RI  telah  menjadi  perhatian
                                      para  anggota  BP  KNIP  sejak  beberapa  tahun  lalu.  Namun,  pemba-
                                      hasannya baru dapat dilakukan pada 1948, yaitu sejak 15 Mei 1948. BP
                                      KNIP akhirnya sepakat mengenai pengajuan RUU Pokok Pemerintah-
                                      an di Daerah yang diajukan oleh pemerintah dengan perubahan. Pokok
                                      dari RUU ini, setelah direvisi oleh BP KNIP, adalah sebagai berikut:


                                      Daerah RI dibagi atas tiga tingkatan daerah otonom yang mempunyai
                                      pemerintahan dan lapangan pemerintahan sendiri, yaitu provinsi, ka-
                                      bupaten atau kota besar, dan daerah desa. Tiap-tiap daerah mempu-
                                      nyai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), yang dipilih langsung
                                      oleh  penduduk  masing-masing.  Sidang  badan  eksekutif  di  samping
                                      DPRD dipimpin oleh ketua yang merangkap kepala daerah.

                                      Pengangkatan kepala daerah dilakukan oleh presiden untuk provinsi,
                                      oleh Menteri Dalam Negeri untuk kabupaten, dan oleh Gubernur un-
                                      tuk  daerah  desa  atas  anjuran  masing-masing  DPRD.  Kepala  daerah
                                      memangku jabatan yang tidak terbatas lamanya, sementara DPRD da-
                                      pat mengusulkan pemberhentian kepala daerah kepada institusi yang
                                      mengangkatnya.





           78
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90