Page 34 - MAJALAH 65
P. 34

LEGISLASI


            UU ITE lahir, bilamana menyangkut  telah menunjukan kemajuan dalam  atau arbitrase.
            terhadap tindak pidana yang ada   upaya penetapan regulasi dunia cyberspace  Dengan disahkannya UU ITE,
            kaitannya dengan masalah cyber atau  dan transaksi eletronik.      Indonesia sudah sejajar dengan negara-
            deviasi transaksi elektronik yang   Sementara itu Menkominfo       negara lain seperti Malaysia, Singapura,
            disalahgunakan oleh perseorangan atau  Muhammad Nuh yang mewakili  India, atau negara-negara maju seperti
            badan hukum, terhindar dari tindakan  pemerintah dalam pandangannya  Amerika Serikat dan negara-negara Uni
            hukum akibat belum adanya UU      menyatakan, teknologi informasi dan  Eropa yang telah secara serius
            tentang cyber ini.                komunikasi telah merubah pola hidup  mengintegrasikan regulasi yang terkait
               Setelah Indonesia memiliki UU  masyarakat secara global. Oleh karena itu,  dengan pemanfaatan teknologi informasi
            ITE, maka dokumen elektronik maupun  teknologi informasi dan komunikasi  ke dalam instrumen hukum positif
            salinannya bisa jadi alat bukti di  dewasa ini telah menjadi pedang bermata  (existing law) nasionalnya.
            pengadilan. UU ITE ini akan diakui  dua, karena selain memberikan kontribusi  Penyusunan RUU ITE ini,
            diseluruh dunia karena yurisdiksinya  bagi peningkatan kesejahteraan, sekaligus  didasarkan pada fakta bahwa teknologi
            tak terhalang batas Negara.       sarana efektif perbuatan melawan hukum.  informasi  telah mengubah perilaku dan
               Ali Mochtar Ngabalin, juru bicara F-  Untuk mengatasi hal ini tidak lagi dapat  pola hidup masyarakat secara global.
            BPD menyatakan, RUU ini merupakan  dilakukan pendekatan melalui system  Perkembangan teknologi informasi telah
            RUU yang sangat strategis nilainya bagi  hukum konvensional.       pula menyebabkan dunia menjadi tanpa
            kehidupan berbangsa dan bernegara.  Kehadiran Undang-Undang ITE    batas (borderless) dan menyebabkan
            Nilai, makna dan urgensinya tidak hanya  yang sudah ditunggu oleh seluruh lapisan  perubahan sosial, budaya, ekonomi dan
            terletak pada penggunaannya dalam  masyarakat, selain akan menjamin  pola penegakan hukum yang secara
            dunia transaksi. Nilai dan makna RUU  kepastian hukum bagi masyarakat  signifikan berlangsung demikian cepat.
            terletak pada spectrum intrisiknya, yaitu  pengguna, juga akan mencegah dampak  Untuk mengatasi hal ini tidak lagi
            merangsang terciptanya tanggungjawab  negative pemanfaatan teknologi informasi  dapat dilakukan pendekatan melalui
            pengguna teknologi informasi dan  dan komunikasi.                  sistem hukum konvensional, mengingat
            transaksi elektronik itu sendiri. Melalui                          kegiatannya tidak lagi bisa dibatasi oleh
            RUU ini, kita tidak hanya memantapkan  Permintaan Publik           teritorial suatu negara, aksesnya dengan
            tatanan hukum pembuktian, melainkan  Dalam beberapa kali sosialisasi RUU  mudah dapat dilakukan dari belahan
            yang lebih penting adalah RUU ini  ITE di beberapa kota besar di Indonesia,  dunia manapun, kerugian dapat terjadi
            menjadi bagian terpenting bagi bangsa  mencuat permintaan publik  agar RUU  baik pada pelaku transaksi maupun orang
            dan Negara.                       ITE segera disahkan. Beberapa alasan  lain yang tidak pernah berhubungan
               Ade Daud Nasution, juru bicara F-  yang dikemukakan publik bahwa UU  sekalipun, misalnya dalam pencurian dana
            PBR menyatakan, kemajuan teknologi  ITE akan memberikan manfaat, sebagai  kartu kredit melalui pembelanjaan di
            informasi tidak lagi bersifat positif, tetapi  berikut: menjamin kepastian hukum bagi  internet.
            perkembangan ini juga telah       masyarakat yang melakukan transaksi  Di samping itu masalah pembuktian
            diselewengkan untuk melahirkan ruang  secara elektronik, mendorong  merupakan faktor yang sangat penting,
            kejahatan. Untuk itu F-PBR memberikan  pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebagai  mengingat data elektronik bukan saja
            apresiasi atas aksistensi RUU ITE ini  salah satu upaya untuk mencegah  belum terakomodasi dalam sistem hukum
            sebagai instrument hukum positif nasional  terjadinya kejahatan berbasis teknologi  acara Indonesia, tetapi dalam
            dalam rangka megisi dan melengkapi  informasi, melindungi masyarakat  kenyataannya data dimaksud juga
            regulasi yang secara komprehensif belum  pengguna jasa dengan memanfaatkan  ternyata sangat rentan untuk diubah,
            dapat mengatur dan mencakup kasus  teknologi informasi.            disadap, dipalsukan dan dikirim ke
            hukum yang ditimbulkan oleh interaksi  Adapun terobosan-terobosan  berbagai penjuru dunia dalam waktu
            virtual di  cyber space, sebagaimana  penting yang dimiliki RUU ITE  adalah :  hitungan detik.
            termaktub dalam RUU ITE, sehingga  Tanda Tangan Elektronik diakui memiliki  Sehingga  dampak  yang
            sangat mendesak dan begitu penting  kekuatan hukum yang sama dengan  diakibatkannya pun bisa terjadi demikian
            lahirnya regulasi di sektor teknologi  tandatangan konvesional (tinta basah dan  cepat, bahkan sangat dahsyat. Teknologi
            informasi.                        materai), alat bukti elektronik diakui  infomasi dan komunikasi telah menjadi
               Juru bicara terakhir dari F-PDS  seperti alat bukti lainnya yang diatur  instrumen efektif dalam perdagangan
            Constant M. Ponggawa berpandangan  dalam KUHAP, Undang-undang ITE  global dan sekaligus perbuatan melawan
            bahwa peningkatan aplikasi teknologi  berlaku untuk setiap orang yang  hukum dan kejahatan. Ironinya dalam
            informasi dan perkembangannya yang  melakukan perbuatan hukum baik yang  keadaan transaksi dan kegiatan virtual
            begitu pesat dan luar biasa memang  berada di wilayah Indonesia maupun di  telah meningkat demikian tinggi dan
            menghadirkan fenomena yang berwajah  luar Indonesia, yang memiliki akibat  cepat, justru kita belum memiliki regulasi
            dua. Karena itu kebutuhan regulasi  hukum di Indonesia; penyelesaian  yang mengatur tentang Cyber Law.  (ol)
            menjadi sebuah keniscayaan. F-PDS juga  sengketa juga dapat diselesaiakan dengan
            berpandangan bahwa RUU ITE kali ini,  metode penyelesaian sengketa alternatif


            34      PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 65
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39