Page 18 - MAJALAH 90
P. 18

nyiaran Indonesia.                setiap lembaga penyiaran yang ingin   sesuai dengan kebutuhan polik, sosial
             Menurutnya,  UU  Penyiaran  yang   menyelenggarakan siarannya di suatu   dan budayanya.
           baru  nanti  diharapkan  dapat  mem-  daerah  harus  memiliki  stasiun  lokal   Jika dibandingkan dengan struktur
           beri  dampak  positif  bagi  masyarakat   atau  berjaringan  dengan  lembaga   industri televisi dan radio di Amerika,
           yang setiap hari dijejali dengan kon-  penyiaran  lokal  yang  ada  didaerah   dimana setiap orang yang akan meng-
           ten  siaran  TV  dan  radio  yang  belum   tersebut. Hal ini untuk menjamin tidak   gunakan frekuensi radio dan televisi,
           tentu bermanfaat.  “Undang-Undang   terjadinya  sentralisasi  dan  monopoli   harus lebih dulu memperoleh ijin dari
           diharapkan  dapat  menyajikan  regu-  informasi.                    pemerintah  melalui  lembaga  FCC
           lasi dan konten penyiaran yang sehat   Selain  itu,  pemberlakuan  sistem   (Federal Communication Commision)
           dan  bertanggungjawab,  memberikan   siaran berjaringan juga dimaksudkan   yaitu sebuah badan pemerintah yang
           pendidikan  dan  pencerahan  kepada   merangsang  pertumbuhan  ekonomi   independen,  yang  memiliki  kewena-
           masyarakat, terutama anak-anak. Se-  daerah dan menjamin hak sosial-bu-  ngan  untuk  memberi  dan  meninjau
           hingga  anak-anak  kita  aman  ketika   daya masyarakat lokal. Selama ini sen-  kembali  ijin  penggunaan  frekuensi
           menonton siaran TV.” Jelasnya.    tralisasi lembaga penyiaran berakibat   yang  diberikan.  FCC  juga  mengatur
             Dasar dari fungsi pelayanan infor-  pada diabaikannya hak sosial-budaya   pertanggungjawaban  setiap  stasiun
           masi yang sehat menurut UU No. 32   masyarakat  lokal  dan  minoritas.  Pa-  siaran,  apakah  konten  siaran  sesuai
           Tahun 2002 tentang Penyiaran adalah   dahal  masyarakat  lokal  juga  berhak   dengan  kepentingan,  kesenangan
           Diversity  of  Content  (prinsip  kebe-  untuk  memperolah  informasi  yang   dan kebutuhan masyarakat.
           ragaman isi) dan Diversity of Owner-
           ship  (prinsip  keberagaman  kepemi-
           likan). Kedua prinsip tersebut menjadi
           landasan  bagi  setiap  kebijakan  yang   Internet / batan.go.id
           dirumuskan    oleh  Komisi  Penyiaran
           Indonesia.
             Diversity  of  Content  (prinsip  ke-
           beragaman isi) yang dimaksud adalah
           dengan  tersedianya  informasi  yang
           beragam bagi publik baik berdasarkan
           jenis  program  maupun  isi  program
           yang memunculkan kearifan lokal.
             Sedangkan Diversity of Ownership
           (prinsip  keberagaman  kepemilikan)
           adalah  jaminan  bahwa  kepemilikan
           media  massa  yang  ada  di  Indonesia
           tidak  terpusat  dan  dimonopoli  oleh
           segelintir  orang  atau  lembaga  saja.
           Prinsip  Diversity  of  Ownership  juga
           menjamin iklim persaingan yang sehat
           antara pengelola media massa dalam
           dunia penyiaran di Indonesia.
             Jika    kita    perhatikan,    Undang-
           undang  no.  32  Tahun  2002  tentang
           Penyiaran lahir dengan dua semangat  Internet / anindityowicaksono.blogspot.com
           utama.  Pertama  pengelolaan  sistem
           penyiaran harus bebas dari berbagai
           kepentingan karena penyiaran meru-
           pakan  ranah  publik  dan  digunakan
           sebesar-besarnya  untuk  kepentingan
           publik.  Kedua  adalah  semangat  un-
           tuk  menguatkan  entitas  lokal  dalam
           semangat  otonomi  daerah  dengan
           pemberlakuan  sistem  siaran  berjari-
           ngan.
             Dalam  sistem  siaran  berjaringan,



                                                                                                               1

                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 90 TH. XLII, 2012 | 1
                                                                                        ARIA |
                                                                                                    TH. XLII, 2012 |
                                                                              |
                                                                                             Edisi 90

                                                                               ARLEMENT
                                                                              P
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23