Page 18 - MAJALAH 69
P. 18
LAPORAN UTAMA
Kebijakan APBN 2009 di Tengah Krisis
APBN 2009 sudah disahkan lewat rapat paripurna DPR pada 30 Oktober 2008. Dalam APBN
2009, pembiayaan ditetapkan sebesar Rp 1.037 triliun dimana dari anggaran pembiayaan
sebesar itu hanya mampu ditutupi dengan penerimaan sebesar Rp 985,7 triliun sehingga
mengalami defisit Rp 51,3 triliun. Perencanaan anggaran tersebut disusun dengan mengunakan
asumsi dasar antara lain pertumbuhan 6 persen, kurs rupiah Rp 9.400 per dolar AS, laju inflasi
6,2 persen dan suku bunga SBI rata-rata 7,5 persen.
amun dengan mencermati moderat. Artinya krisis tidak dapat
perkembangan krisis dihindari sebagai akibat sistem open
finansial global yang economy yang dianut Indonesia, tapi
Nmenjurus pada krisis tergantung bagaimana menyiasatinya
ekonomi global akan menjadi tantangan sehingga dampaknya tidak parah.
di tahun 2009 dan tahun-tahun Dampak moderat dapat dicapai dengan
mendatang. Untuk tahun 2009 sendiri, pertimbangan: pertama, krisis global
pemerintah dalam hal ini Bappenas akan berpengaruh terhadap
sudah berancang-ancang merevisi menurunnya produk-produk yang
asumsi postur pembiayaan APBN 2009. bertujuan ekspor ke pasar Eropa dan
Lebih lanjut revisi yang akan dilakukan Amerika. Penurunan ini berdampak
pemerintah adalah dengan menyiapkan A. Ahmad Saefuloh terhadap perusahaan untuk
tiga skenario perlambatan pertumbuhan menurunkan volume produksinya.
Peneliti Bidang Kebijakan Publik pada
ekonomi 2009 sebagai berikut: pertama, Tetapi menurunnya permintaan tersebut
Pusat Pengkajian Pelayanan Data dan
skenario pesimistis dengan Informasi (P3DI) hanya akan terjadi pada produk yang
pertumbuhan dibawah 5,5 persen; kedua, Sekretariat Jenderal DPR-RI bersifat sekunder. Sedangkan untuk
skenario menengah dengan permintaan barang primer seperti
pertumbuhan antara 5,5 persen hingga pertanian cenderung tidak akan begitu
5,8 persen; dan ketiga, skenario optimis sesuai dengan asumsi berpengaruh. Begitu juga ekspor yang bersumber dari
APBN 2009 yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen pertambangan cenderung tidak berpengaruh bahkan akan
hingga 6 persen. Namun pertanyaan sekarang adalah apakah lebih memiliki dampak positif karena melemahnya nilai
krisis ekonomi global tersebut memang akan berdampak pada rupiah. Bahkan ke depan akan semakin diuntungkan dengan
melambatnya pertumbuhan ekonomi? Serta bagaimana semakin turunnya harga komoditi dan energi. Ini juga
dengan ketahanan APBN 2009 dalam menghadapi krisis didukung dengan melihat net ekspor yang hanya 10 persen
ekonomi global tersebut? dari PDB. Dan dari total ekspor tersebut hanya 19 persen
berasal dari migas dan 79 persen dari non migas. Dari 79
r
Menakar dampak krisis
Menakar dampak krrisisisis
isis
Menakar dampak k
Menakar dampak krisis persen hasil non migas tersebut, tidak lebih dari 15 persen di
Menakar dampak k
Sebagaimana diperlihatkan oleh pengalaman empirik, ekspor ke Amerika Serikat. Melihat komposisi ini
perekonomian selalu menunjukkan konjuntur yang bergerak menjadikan dampak krisis menjadi tidak begitu besar
dari kondisi puncak ke titik terendah dan gerakan konjuntur pengaruhnya.
tersebut selanjutnya membentuk siklus ekonomi. Pada saat Kedua, jika dilihat berdasarkan pasar ekspor utama
perekonomian yang sangat lesu atau krisis ekonomi akan Indonesia adalah Singapura dan Jepang, yang mana kedua
terjadi permintaan output yang berkurang dan dampak negara tersebut sangat merasakan dampak krisis, maka sangat
lanjutannya akan menimbulkan pengangguran yang sangat logis dampak ikutan berupa penurunan pertumbuhan yang
tinggi. Namun demikian, seberapa besar dampaknya terhadap sangat tajam untuk diperhitungkan. Namun demikian,
perekonomian suatu negara akan tergantung pada struktur antisipasi dapat dilakukan oleh pemerintah dengan
outputnya sendiri. Apabila untuk menghasilkan output menggerakkan perekonomian melalui peningkatan belanja
tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor luar negeri maka negara. Belanja negara ini ditujukan untuk menjaga konsumsi
tentu dampaknya akan sangat berat. rumah tangga. Konsumsi ini menjadi penting untuk
Bagi Indonesia sendiri perkiraan dampak terhadap diperhitungkan karena nilainya lebih dari setengah PDB.
perekonomian Indonesia beragam mulai dari perkiraan yang Untuk mendorong konsumsi rumah tangga ini dapat
optimis sampai yang pesimis. Diantara dua prediksi tersebut, dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan sektor riil.
kemungkinan krisis ekonomi malah berpengaruh secara Tetapi pertumbuhan sektor riil harus lebih bertumpu pada
18 PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 69