Page 24 - MAJALAH 69
P. 24

PENGAWASAN


            terus kemudian mereka yang menjadi  politisnya, secara diplomatis Andreas  Dikesempatan berbeda, anggota
            korban, dan juga mereka yang didalam  menilai  kalaupun  masyarakat  Pansus Orang Hilang Suripto menilai
            rekomendasi dari Komnas Ham itu   mempunyai  interpretasi  terhadap  hingga saat ini pansus belum
            dianggap sebagai pelaku, mereka harus  pansus ini, hal itu adalah sesuatu yang  menetapkan apa yang menjadi fokus dari
            kita dengar,” katanya.          wajar. “Saya kira politisasi itu bisa juga  kasus orang hilang tersebut. Anggota
               Kalau pun nanti pada akhirnya, para  terjadi di luar DPR. Misalnya politisasi  Pansus lainnya yakni Lukman Hakim
            pihak-pihak yang dianggap terlibat itu  untuk melemahkan Pansus ini supaya   Saifuddin menambahkan bahwa
            tidak datang, setelah Pansus melakukan  tidak berjalan. Ini adalah realita yang saya  penyelesaian kasus penghilangan orang
            pemanggilan, bukan berarti Pansus DPR  kira harus dihadapi oleh pansus,  dan ini  secara paksa ini tidak bisa dihindarkan
            tidak dapat memberikan rekomendasi.  memang tidak mudah. Tetapi kalau  dari persoalan politik, namun agar tidak
            “Tidak datang pun, Pansus DPR tetap  selama kita berjalan sesuai tata tertib,  menyeleweng yang harus dijalankan
            bisa memberikan rekomendasi     kemudian juga berdasarkan rekomendasi  DPR adalah politik penegakan hukum.
            keputusan kepada pemerintah untuk  dari Komnas Ham, saya kira ini akan  Sementara itu, keluarga aktivis yang
            menindaklanjuti dengan pembentukan  berjalan seperti yang diharapkan  hilang kurun waktu 1997-1998 dan
            Pengadilan Hakim Ad Hoc,” ujarnya.  masyarakat,” katanya.        hingga kini belum ditemukan, meminta
               Soal batasan waktu kapan selesainya  Yang jadi pertanyaan, mengapa  ke Pansus Penghilangan Orang Secara
            persoalan ini, Andreas menilai dalam  Pansus ini muncul ketika pilihan  Paksa menuntaskan kasus tersebut dan
            Undang-undang HAM dengan tegas  waktunya menjelang  pemilu? “Soal  segera membentuk pengadilan adhoc
            mengatakan bahwa kasus pelanggaran  waktu itu menjadi relatif juga, bahkan  untuk mencari 13 orang yang belum
            HAM berat bersifat tidak kadaluarsa.  menurut saya akan menjadi lebih politis  kembali hingga kini.
            “Sekiranya pun kalau misalnya masalah  kalau tahun depan (setelah pemilu-red)  “Keluhan keluarga korban tidak bisa
            ini tidak bisa diselesaikan  karena  itu dilakukan. Tapi saya kira persoalannya  mengajukan gugatan praperadilan
            tekanan politik, tidak berarti kasus itu  bukan itu, yang jelas persoalan yang kita  kerena kejaksaan agung belum
            kadaluarsa. Sebab ini akan  menjadi   hadapi memang tidak mudah untuk  melakukan penyelidikan, kami ingin hal
            beban sejarah buat kita, dan ini akan terus  membahas kasus ini. Karena memang  ini dibicarakan di tingkat Pansus dan
            muncul kembali.  Sehingga dalam  banyak kepentingan-kepentingan disini.  presiden, kalau pembentukan pengadilan
            pandangan saya lebih baik kita selesaikan  Bagi saya silakan masyarakat menilai  dan  adhoc belum bisa dilakukan maka orang-
            secara lebih cepat. Sehingga tidak  mengintepretasikan. Tapi  yang  orang yang hilang itu harus dianggap
            menjadi beban buat baik mereka yang  terpenting adalah hasil akhir dari Pansus  hidup meski jasadnya belum diketahui
            menjadi korban atau mereka yang pernah  ini memberikan rasa keadilan untuk  secara pasti,”kata Kordinator Kontras
            melakukan itu (pelanggaran HAM-  masyarakat terutama mereka yang  Usman Hamid saat RDP dengan Pansus
            red),” katanya.                 menjadi korban,” tegasnya.       DPR Penghilangan Orang Secara Paksa
               Mengenai para korban yang       Lantas bagaimana penyelesaian  di Gedung DPR, Jakarta beberapa waktu
            kemungkinan tidak memenuhi      kasus ini, mengingat rentang waktunya  lalu.
            panggilan Pansus, menurut Andreas,  cukup lama kasus orang hilang itu  Di tempat yang sama Ketua Ikatan
            Pansus akan melakukan kunjungan  muncul yakni pada periode 1997-1998?  Orang Hilang (Ikohi) Mugiyanto
            kepada pihak-pihak yang menjadi  “DPR itu bukan lembaga yustisi yang   mengatakan dirinya merasa khawatir
            korban.  “Kita akan dengarkan   memutuskan bahwa orang ini bersalah  kalau DPR masuk ke wilayah investigasi,
            pandangan mereka untuk menyerap  atau tidak bersalah. Tetapi  itu  tadi yang  “Keluarga korban hilang hanya
            aspirasi dari mereka secara langsung,”  saya sampaikan pada bagian awal  menginginkan penyelesaian, untuk itu
            ujarnya.                        pembicaraan ini  bahwa DPR       Pansus seharusnya focus dalam
               Saat ditanya dari sisi urutan prioritas  memberikan rekomendasi dan  melakukan pekerjaannya untuk
            mana  yang dianggap paling penting,  memberikan  support  secara politis  membentuk pengadilan adhoc,”ujar
            pemanggilan jenderal , mendatangi  para  untuk dibentuknya pengadilan ham ad  Mugiyanto.
            keluarga korban. Menurut Andreas,  hoc tersebut. Jadi tidak harus melakukan  Untuk itu, kata Mugiyanto, pihaknya
            semuanya penting untuk didengar oleh  penyidikan ulang terhadap kasus ini,  menghimbau agar anggota Pansus
            Pansus. “Dalam rapat internal Pansus,  karena penyidikan sudah dilakukan oleh  membaca laporan komnas Ham setebal
            kita telah memutuskan di dalam  Komnas Ham,” jelasnya lagi.      15 senti, “Seharusnya 13 orang yang
            mendengar atau menyerap aspirasi, kita  Ia juga mengatakan bahwa  belum kembali ditangani oleh
            menggunakan metode yang bersifat  pengadilan ham ad hoc   dibentuk  Pengadilan HAM permanen karena
            induktif. Dimana Pansus, menyerap  berdasarkan keputusan presiden, setelah  kasus ini berkelanjutan.”tambah
            informasi langsung dari masyarakat dulu  ada keputusan dari DPR. “Selama DPR  Mugiyanto yang juga menjadi korban
            baru kemudian pada mereka yang pada  tidak mengeluarkan keputusan politik,  penculikan 1997-1998 namun
            posisi pengambil keputusan,” ujarnya.  maka pemerintah dalam hal ini tidak bisa  selamat.(nt/sc)
               Mengenai adanya anggapan bahwa  membentuk pengadilan ham ad hoc,”
            Pansus DPR lebih kental suasana  katanya.


            24      PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 69
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29