Page 9 - MAJALAH 220
P. 9

L APORAN UT AMA






                                                                               ini betul-betul dilakukan secara
                                                                               profesional. Jangan jadi personal
                                                                               dan emosional. Saya dukung Komite
                                                                               TPPU bekerja dan DPR juga akan
                                                                               bekerja sesuai tugasnya mengawasi
                                                                               dan mengkritisi apabila ada yg keluar
                                                                               jalur,” tutupnya.

                                                                               Pemerintah Belum
                                                                               Serahkan Naskah
                                                                               Akademik
                                                                                  Di tengah terungkapnya
                                                                               dugaan TPPU di Kemenkeu,
            FOTO: JAKA/NR                                                      urgensi pengesahan RUU tentang
                                                                               Perampasan Aset Hasil Tindak Pidana

            Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil.                   kembali digaungkan. Pemerintah
                                                                               lewat Menkopolhukam Mahfud MD
                                                                               mendesak agar pengesahan RUU
            bermasalah. “Oleh karena itu, saya   tersebut,” tambah Anggota Badan   tersebut segera dipercepat.
            mohon kepada komite membuat       Legislasi DPR RI itu.               Namun kondisi terkini, pemerintah
            satu paparan lagi, tabel lagi dalam   Lebih lanjut dijelaskan Tobas,   belum juga menyerahkan surat
            bentuk tindak lanjut, kita pilah.   PPATK dalam rapat pertama tersebut   presiden, naskah akademik, dan
            Pertama, untuk tindak lanjut yang ke   juga menjelaskan Rp349 triliun adalah   draf RUU ke DPR.  Padahal, RUU
            arah penegakan hukum mana yang    data dari 2009-2023, data sepanjang   tersebut merupakan usul inisiatif
            sudah inkrah (atau) selesai, mana   14 tahun. Karena itu  ada pertanyaan   pemerintah. Sehingga, posisi DPR RI
            yang masih berproses, mana yang   kritis kenapa data 14 tahun itu   saat ini masih menunggu pemerintah,
            masih dalam penyelidikan. Ada 3 nih   yang ditampilkan dan apakah ada   bukan menolak RUU tersebut. RUU
            muaranya,” kata Tobas.            motif tertentu di baliknya. Di sisi   Perampasan Aset merupakan RUU
               Menurut Tobas, jumlah transaksi   lain, menurut Tobas, PPATK adalah   yang diusulkan pemerintah.
            yang telah inkrah bisa menjadi    financial intelligence unit, yang tidak   Pembahasan RUU tersebut
            pengurangan dari total keseluruhan   berwenang menyatakan suatu hal   hanya akan jalan bila pemerintah ada
            Rp349 triliun yang diduga         sebagai TPPU, dan karena bukan   kemauan, yaitu dengan mengirimkan
            bermasalah. Termasuk besaran      PPATK yang mempublikasikan data   draf naskah akademik RUU tersebut
            dugaan transaksi yang saat setelah   intelijen tersebut maka pertanyaan   kepada DPR. “Belum bergerak dia
            diverifikasi dianggap dalam transaksi   kritis ditujukan ke Mahfud MD.   (RUU Pemberantasan Aset). Jadi,
            wajar. Sedangkan transaksi yang      “Pertanyaan-pertanyaan kritis   kalau memang pemerintah ada
            masih membutuhkan penyelidikan    Komisi III dalam rapat tersebut   kemauan, maka akan ada jalan. Kalau
            dapat dikawal bersama.            mengkritisi cara kerja dalam isu   tidak mau, tidak ada jalan. Ini RUU-
               “Yang namanya transaksi        Rp349 triliun ini yang mesti hati-  nya usul pemerintah,” ujar Nasir Djamil
            mencurigakan ketika diverifikasi   hati, prudent, jelas, terpilah-terpilah,   saat dihubungi Parlementaria, awal
            dia bisa berujung pada penegakan   final. Kami akan mengawal PPATK,   April lalu.
            hukum, bisa masuk penelusuran     Kemenkeu, polisi, dan jaksa untuk   Meskipun demikian, ia
            lebih lanjut (atau) bisa saja ternyata   membongkar kasus ini,” katanya.   menekankan, RUU Perampasan Aset
            transaksinya wajar. Nah, kalau       Dalam rapat, Ketua Komite     harus diiringi dengan penegakan
            transaksi wajar, kemudian disepakati   TPPU Mahfud MD menyampaikan   hukum yang berintegritas dan
            para pihak (dan) ditetapkan bahwa ini   keinginan membentuk Satuan Tugas   terintegrasi. Sebab, tanpa dua hal
            wajar berarti keluar juga clear. Oleh   (Satgas) Khusus. Menanggapi hal itu,   tersebut, RUU ini, hanya akan menjadi
            karena itu, kami mohon agar di Komisi   Tobas menyatakan, komite dan tim   momok yang menakutkan bagi
            III ini disediakan satu data lagi terkait   gabungan atau satgas akan bekerja   semua orang. “Karena itu, menurut
            pemilihan dalam hal tindak lanjut,   secara profesional, transparan, dan   saya RUU Perampasan Aset itu
            berapa surat yang telah ditindaklanjuti   akuntabel.               dibutuhkan,” jelas politisi Fraksi PKS
            dengan dibentuknya apa? Akhirnya     “Saya berharap dalam tindak   ini.   rnm/mh
            apa? Berapa nilai tindak lanjut   lanjut ke depan dari isu Rp349 triliun



                                                                          TH. 2023      EDISI 220     PARLEMENTARIA        9 9
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14