Page 39 - MAJALAH 93
P. 39

LEGISLASI




































           Wakil Ketua Komisi IX DPR Soepriyatno
           saling meniadakan mana duluan yang   teri menterjemahkan UU salah sendiri   Baik  pada  PJTKInya  sendiri  sebagai
           membuat  peraturan.  Akhirnya  me-  tidak mengikuti Peraturan Pemerintah   pengirimnya, TKInya sendiri, ataupun
           nimbulkan gesekan-gesekan diantara   yang  harus  dikeluarkan  pemerintah,”   kepada  pemerintah  kalau  memberi-
           kepentingan-kepentingan ini sehing-  jelasnya.                      kan pemalsuan dokumen atau identi-
           ga  akhirnya  tidak  efektif.  “Ada  dua   Seharusnya  setelah UU disahkan,   tas,” papar Soepriyatno.
           isntansi yang melakukan penempatan   pemerintah membuat PP sebagai lan-  Dijelaskan  Soepriyatno,  bahwa
           tenaga kerja. Namun kadang-kadang   dasan  untuk  membuat  peraturan  di   UU baru ini sangat komprehensif un-
           lucunya juga, pemerintah melakukan   bawahnya,  apakah  itu  Keppres,  Pe-  tuk memecahkan berbagai persoalan
           penempatan  tapi  kewajiban  perlin-  raturan  Menteri  ataupun  Peraturan   Tenaga Kerja Indonesia saat ini. Untuk
           dungan  diserahkan  kepada  swasta   BNP2TKI.  Tidak  dibuatnya  PP  inilah   itu  maka  karena  namanya  penggan-
           atau  PPTKIS,”  ujar  politisi  Partai  Ge-  yang menyebabkan terjadinya  sedikit   tian, UU ini berubah menjadi UU ten-
           rindra tersebut.                  kerancuan mengenai tanggung jawab   tang Perlindungan Pekerja Indonesia
             Kelima,  bahwa UU Nomor 39 Ta-  dan  wewenang  antara  BNP2TKI  dan   di Luar Negeri (PPILN).
           hun  2004  mengamanatkan  adanya   Dirjen Binapenta Kementerian Tenaga   Intinya  adalah  bahwa      konsep
           enam Peraturan Pemerintah (PP), dua   Kerja.                        utama kita mengirim pekerja ke luar
           Peraturan    Presiden,   dan  24  Pe-  Keenam,  bahwa    tidak  adanya   negeri  adalah  keterampilan.  “Untuk
           raturan   Menteri.  Namun  menurut   konsistensi  diantara  pasal-pasal  UU   itu maka nanti di daerah diberikan ke-
           Soepriyatno, sejak tahun 2004 hingga   Nomor  39/2004.  Artinya  pemerintah   wajiban kepada daerah dalam hal ini
           sekarang  PP  itu  tidak  pernah  keluar.   dalam  hal  ini  Kementerian  Tenaga   Kabupaten/Kota untuk membuat Pu-
           Sementara  kedua  Peraturan  Presi-  Kerja  dan  BNP2TKI  melakukan  suatu   sat Perijinan Terpadu (PPT),” jelasnya.
           den  sudah  keluar  yaitu  Perpres  No-  proses  penempatan  tapi  perlindu-  “Kalau  dulu  yang  mengurus
           mor  81/2006  tentang  pembentukan   ngannya tidak ada.             semuanya PPTKIS yang akhirnya me-
           BNP2TKI dan Perpres Nomor 64/2011    Ketujuh, bahwa  tidak ada larangan   ngakibatkan banyak calo, kalau nanti
           tentang  pemeriksaan  kesehatan  dan   bagi  pejabat  pelaksana  penempatan   daerah  diwajibkan  membuat  PPT.
           psikologi  calon  TKI.  Selain  itu  ke   dan  perlindungan  TKI  di  luar  negeri       Mulai  dari  rekruitmen,  pendataan,
           24  Peraturan  Menteri  sudah  keluar   untuk  melakukan  bisnis  per-TKIan.     pendidikan dan pelatihan, penyelesai-
           semua.                            Sehingga terjadi sedikit kekacauan di-  an  dokumen,  pemeriksaan  psikologi
             Intinya  adalah  peraturan  di-  dalam bisnis per-TKIan.          dan kesehatan,” tambahnya.
           bawahnya UU yaitu  PP  belum dike-   Kedelapan,  bahwa tidak ada sank-  Untuk  pemeriksaan  kesehatan,
           luarkan pemerintah tapi  peraturan di   si pidana dari UU 39/2004, hanya ada   menurut  Soepriyatno  karena  di  dae-
           bawahnya  langsung mengacu kepada   sanksi  administratif.  “Oleh    itu  maka   rah sudah  ada RSUD, maka  pemerik-
           UU.  “Ini yang salah, akibatnya men-  di UU baru, kita berikan sanksi pidana.   saan dilakukan di RSUD daerah. Tidak


          0 | PARLEMENTARIA |  Edisi 93 TH. XLII, 2012 |
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44