Page 51 - MAJALAH 93
P. 51

KUNJUNGAN  LAPANGAN





           bagaimana  respon  masyarakat  dan
           kendala-kendala yang dihadapi teru-
           tama  terkait  dengan  penyelengga-
           raan Wajar 9 tahun selama ini. “Kami
           mencatat  bahwa  Provinsi  NTB  relatif
           lebih maju dan lebih baik penyeleng-
           garaan  pendidikannya  dibandingkan
           dengan beberapa provinsi yang lain,”
           paparnya.
             Sementara Kadis Dikpora Provinsi
           NTB,  Lalu  Syafi’i  mengatakan,  perlu
           disusun  langkah-langkah  strategis
           dalam  rangka  mewujudkan  rencana
           Wajar  12  tahun  (pendidikan  mene-                                     Wakil Ketua Komisi X DPR Syamsul Bachri
           ngah  universal).  Antara  lain,  inven-  pegang satu kebijakan, satu pintu itu   Jadi  anak-anak  kita  dengan  potensi
           tarisasi  kondisi  lulusan  SMP/MTs   lebih  baik,”  kata  Harbiah  saat  kun-  akademik yang baik lulus seleksi SPTN
           yang  akan  melanjutkan  kejenjang   jungan kerja Tim Panja Rintisan Wa-  dia wajib diterima di perguruan tinggi
           pendidikan  menengah.  Analisis  ke-  jib Belajar 12 Tahun Komisi X DPR ke   negeri.  “Itu  amanat  Undang-Undang
           siapan sarana, tenaga pendidikan dan   Provinsi  Nusa  Tenggara  Barat  (NTB),   Pendidikan Tinggi,” jelasnya.
           kependidikan  dan  dukungan  dana   Kamis (14/6).                      Dia  menambahkan,  apabila  dia
           penyelenggaraan  untuk  tiap  jenis   Ironisnya, Harbiah menambahkan,   sudah  menjadi  mahasiswa  ternyata
           pendidikan.  Sosialisasi  kepada  ma-  ada satu daerah ketika Pilkada dima-  dalam  perjalanannya  mengalami  ke-
           syarakat dan pemerintah terkait serta   na kepala dinas pendidikan tidak ikut   sulitan pembiayaan, itu juga tidak bo-
           tindaklanjut dan pengembangan pe-  menjadi tim suksesnya, begitu kepala   leh dikeluarkan dari perguruan tinggi
           nyelenggaraan.                    daerah  itu  jadi  maka  kepala  dinas   negeri sebab itu amanat Undang-Un-
             Menjawab  berapa  persen  yang   pendidikan  itu  langsung  digantikan   dang Pendidikan Tinggi.
           harus  ditanggung  APBN  dan  berapa   oleh kepala pemakaman, karena tidak   Perguruan tinggi, lanjutnya, wajib
           persen  melalui  APBD,  Kadis  Dikpora   ada yang cocok untuk menjadi kepala   mencari cara bagaimana anak ini bisa
           menjelaskan,  proporsional  anggaran   dinas pendidikan. “Ini terjadi di dae-  menyelesaikan pendidikannya di per-
           45%  dari  APBN,  30%  dari  APBD  dan   rah kami, bukan di NTB,” jelasnya.  guruan tinggi negeri tersebut.  “Tidak
           25% dari dukungan masyarakat.        Semoga rintisan Wajar 12 tahun ini   boleh di Drop Out (DO) dengan alasan
             Menurutnya,  masyarakat  harus   kedepan  diharapkan  dapat  mening-  tidak mampu membayar atau alasan
           berpartisipasi  membiayai  penyeleng-  katkan  kualitas  sumber  daya  anak   apapun di perguruan tinggi tersebut,
           garaan  pendidikan  karena  memang   bangsa  kita,  dan  TKI  maupun  TKW   itu amanat yang kita tuangkan dalam
           sudah dijamin dalam Undang-Undang   yang bekerja di luar negeri bisa bersa-  Undang-Undang  Pendidikan  Tinggi,”
           No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen-  ing dan bisa mendapatkan penghar-  ujarnya.
           didikan Nasional, dan melibatkan ma-  gaan  yang wajar  karena  pendidikan-  Apabila  Wajar  9  tahun  berhasil
           syarakat agar turut bertanggungjawab   nya yang sudah tinggi.       dengan  baik,  paparnya,  diharapkan
           dalam keberhasilan pendidikan.       Sementara  Wakil  Ketua  Komisi  X   mampu mendorong anak-anak Indo-
                                             DPR,  Syamsul  Bachri  mengatakan,   nesia  bisa  mencapai  tingkat  pendi-
           Pendidikan Harus Tersentralisasi  sebentar  lagi    Rancangan  Undang-  dikan yang semakin tinggi dan tidak
             Anggota  Komisi  X  DPR  RI  Har-  Undang  tentang  Pendidikan  Tinggi   semata-mata karena alasan ekonomi
           biah  Salahuddin  mengatakan,  per-  akan  disahkan  dalam  Rapat  Paripur-  tapi  alasan-alasan  akademik.  “Kita
           soalan pendidikan jangan diotonomi-  na  menjadi  Undang-Undang.  Intinya   akan  mendorong  pendidikan  ini  ke-
           kan.  Pasalnya,  pendidikan  di  daerah   mewajibkan negara agar biaya seleksi   arah yang lebih baik,” katanya.
           kadang-kadang  terpengaruh  kebi-  masuk perguruan tinggi negeri gratis.   Dia  mengharapkan,  Wajar  12  ta-
           jakan kepala daerahnya, belum kebi-  “Anak-anak tidak lagi membayar saat   hun  bisa  diselenggarakan  dengan
           jakan DPRDnya, hal ini menimbulkan   mengikuti  seleksi  masuk  perguruan   baik  pada  tahun  2013.  “Kami  meng-
           beberapa kebijakan yang kadangkala   tinggi negeri,” ujarnya.       harapkan  apabila  di  daerah-daerah
           tidak mendukung kondisi pendidikan,   Kemudian,    lanjutnya,    apabila   ada hambatan maupun kendala-ken-
           dimana  sangat  tergantung  taste  ke-  mereka  lulus  dari  seleksi  perguruan   dala  tolong  melalui  Kadis  Dikpora
           pala daerah.                      tinggi negeri mereka wajib diterima di   Provinsi NTB bisa menyampaikan se-
             “Di  pusatkan  saja  sehingga  kebi-  perguruan  tinggi  tersebut  tanpa  ha-  cara  langsung  ke  Komisi  X  DPR  RI,”
           jakannya  itu  satu.  Kalau  pusat  yang   rus ada alasan tidak bisa membayar.   katanya.(iw)






                                                                                                                                                                                                     | PARLEMENTARIA  |  Edisi 93 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                               ARIA |
                                                                                                                                                                                                                          TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                     |
            | PARLEMENTARIA |  Edisi 93 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 93 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                     P

                                                                                                                                                                                                                    Edisi 93
                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56