Page 103 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 103

Ignatius Pradipa Probondaru: Problematika Tahap Awal Pelaksanaan Jual Beli  ...     95


             dihadapan pejabat yang berwenang membuat akta jual belinya (PPAT) disaksikan oleh dua
             orang  saksi.  Tunai,  mengandung  arti  adanya  dua  perbuatan  yang  dilakukan  secara
             bersamaan, yaitu: pemindahan hak (pemindahan penguasaan yuridis), dari penjual kepada
             pembeli  dan  pembayaran  harga  baik  sebagian  maupun  seluruhnya  dari  pembeli  kepada
                     7
             penjual.  Konsekuensi yang timbul dari jual beli menurut hukum adat adalah:
                 1.  Jual beli tanah tidak dapat dibatalkan;
                 2.  Karena  jual  beli  tanah  bukan  merupakan  suatu  perjanjian  (sebagaimana  yang

                     dimaksud  oleh  hukum  tanah  barat),  Melainkan  perbuatan  hukum  pemindahan
                     penguasaan yuridis atas tanahnya yang terjadi secara langsung dan sifatnya riil;
                 3.  Apabila baru dibayar sebagian harganya, tidak mempengaruhi selesainya perbuatan
                     jual beli tanah karena telah memenuhi syarat tunai.

                 4.  Sedang terhadap sisa harganya yang belum dibayar dianggap sebagai utang piutang di
                     luar perbuatan jual beli tanah.
                  Karena  konsekuensi-konsekuensi  tersebut  di  atas,  maka  diperlukanlah  perjanjian
             pengikatan jual beli, ketika pemasaran rumah susun dilakukan sebelum bangunan rumah

             susun dilaksanakan. Perjanjian Pengikatan Jual Beli merupakan perjanjian kesepakatan para
             pihak mengenai rencana para pihak yang akan melakukan jual beli dan mengatur tentang
             hak dan kewajiban sehingga bisa memberikan kepastian hukum serta perlindungan hukum
                                                 8
             bagi para pihak yang membuatnya.  Perjanjian pengikatan jual beli menjembatani keadaan
             dimana bangunan masih dalam proses pembangunan dan mungkin uang yang dimiliki oleh
             konsumen  belum  terkumpul  sepenuhnya.  Perjanjian  pengikatan  jual  beli  akan  mengikat
             pembeli untuk terus menyicil pembayaran atas rumah susun, dan mengikat pengembang

             untuk terus lakukan proses pembangunan rumah susun.  Ketika pembangunan rumah susun
             telah selesai dan pembayaran telah lunas dilakukan, maka perjanjian pengikatan jual beli
             akan berakhir dengan dilanjukan melalui proses jual beli.


             C. Problematika Tahap Awal Pelaksanaan Jual Beli Satuan Rumah Susun
                  Jual beli satuan rumah susun awalnya diatur dalam pasal 18 ayat (1) UU No. 16 tahun 1985
             tentang rumah  susun, bahwa  rumah susun  yang  telah  dibangun  baru  dapat  dijual  untuk

             dihuni  setelah  mendapatkan  izin  layak  huni  dar  pemerintah  daerah  yang  bersangkutan.
             Disamping itu semua satuan-satuan rumah susun juga sudah harus bersertipikat. Meskipun
             telah  diatur  seperti  itu,  namun  dalam  kenyataannya  berkembang  kebiasaan  memasarkan
             rumah susun yang belum selesai terbangun. Bahkan tidak jarang terjadi pemasaran sudah

             dilakukan pada saat masih tahap perencanaan dan pematangan tanah. Pemasaran sebelum




                7  Irene Eka Sihombing, Segi-Segi Hukum Tanah dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan, (Jakarta:
             Penerbit Universitas Trisakti, 2005), hlm 56.
                8   Erwin  Kallo,  Paduan  Hukum  untuk  Pemilik/Penghuni  Rumah  Susun  (Jakarta:  Minerva  Athena
             Pressindo, 2009), hlm. 42.
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108