Page 99 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 99

PROBLEMATIKA TAHAP AWAL
                            PELAKSANAAN JUAL BELI SATUAN RUMAH SUSUN
               PASCA BERLAKUNYA UU NO. 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

                                                                           1
                                           Ignatius Pradipa Probondaru
                                     Notaris. Email: ignatius.pradipa@yahoo.com

                                                       Abstrak
               Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, pelaku pembangunan dapat
               melakukan  pemasaran  sebelum  pembangunan  rumah  susun  dilaksanakan,  dengan  syarat  pelaku
               pembangunan sekurang-kurangnya harus memiliki kepastian peruntukan ruang, kepastian hak atas
               tanah, kepastian status penguasaan rumah susun, perizinan pembangunan rumah susun, dan jaminan
               atas pembangunan rumah susun dari lembaga penjamin. Pemasaran sebelum pembangunan selesai
               bisa diikuti dengan  perjanjian pengikatan jual beli (PPJB). Dalam pasal 43 ayat 2 butir d Undang-
               Undang  Nomor  20  Tahun  2011  tentang  Rumah  Susun  dikatakan  bahwa  PPJB  boleh  dilaksanakan
               dihadapan notaris apabila memenuhi persyaratan kepastian atas keterbangunan paling sedikit 20 %
               (dua puluh persen). Tujuan dikeluarkannya pasal 43 ini  jelas untuk memberikan perlindungan bagi
               konsumen terkait kepastian selesainya pembangunan rumah susun. Namun dalam pelaksanaannya
               pasal ini tidak berjalan. Alasannya adalah pertama, tidak ada penjelasan lebih rinci terkait dengan
               “keterbangunan paling sedikit 20%” dan yang kedua, adalah apakah benar dengan keterbangunan 20%
               maka  akan  menjamin  bangunan  tersebut  akan  selesai  sampai  100%.  Oleh  karena  itu,  untuk
               memberikan  keadilan  dan  kepastian  hukum  dalam  pelaksanaan  jual  beli  rumah  susun  diperlukan
               sebuah peraturan baru. Salah satu bentuk peraturan yang dapat diadopsi oleh Indonesia adalah sistem
               pembayaran  bertahap  yang  telah  diterapkan  di  negara  Singapura  dan  Malaysia.  Dalam  sistem  ini
               pembayaran yang dilakukan oleh konsumen mengikuti progres pembangunan yang dilakukan oleh
               pengembang. Keuntungan dari sistem ini adalah terukurnya kerugian yang mungkin timbul sehingga
               lebih dapat memberikan keadilan dan kepastian hukum.
               Kata kunci: Rumah Susun, Perjanjian Pengikatan Jual Beli, Pertanahan

             A. Pendahuluan

                  Perumahan mempunyai fungsi dan peran yang penting dalam kehidupan manusia. Bagi
             masyarakat Indonesia, perumahan merupakan pencerminan dan pengejawantahan dari diri
             pribadi manusia, baik secara perseorangan maupun dalam suatu kesatuan dalam lingkungan
             alamnya. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, manusia merupakan insan sosial,

                                               2
             insan ekonomi, dan insan politik.   Sebagai insan sosial, manusia memandang fungsi rumah
             dalam  lingkup  pemenuhan  kebutuhan  kehidupan  sosial  budaya  dalam  masyarakat.
             Disamping  itu,  perumahan  mempunyai  pula  fungsi  ekonomi  yang  sangat  penting  bagi
             manusia sebagai insan ekonomi, sebab memiliki rumah merupakan investasi jangka panjang

             yang akan memperkokoh jaminan penghidupannya di masa depan. Adapun sebagai insan
             politik, manusia berperan aktif dalam kehidupan bernegara.
                  Meningkatnya permintaan masyarakat atas tempat tinggal mendorong pemerintah serta

             pengembang perumahan untuk mengembangkan bangunan vertikal yaitu rumah susun atau
             apartemen menjadi solusi di beberapa wilayah yang mengalami keterbatasan tanah untuk



                1  Alumnus Program Doktor Hukum Universitas Trisakti
                2  Siswono Yudohusodo, “Rumah Untuk Seluruh Rakyat” (Jakarta: Brahakerta, 1991), hal.1
                                                          91
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104