Page 104 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 104

96    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



             rumah susun selesai dibangun dilatarbelakangi oleh pertimbangan ekonomi. Bagi penyeleng-
             gara pembangunan rumah susun pemasaran sebelum rumah susun selesai dibangun membe-
             rikan keuntungan berupa untuk kelancaran dana dan kepastian pasar. Sementara itu bagi
             pihak  konsumen  dalam  hal  ini  pembeli  akan  mendapatkan  harga  jual  yang  lebih  rendah

             karena calon pembeli membayar sebagian dimuka. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
             diinginkan,  dikeluarkanlah  Surat  Keputusan  Menteri  Negara  Perumahan  Rakyat  Nomor
             11/KPTS/1994 tanggal 17 November 1994 tentang pedoman perikatan jual beli rumah susun,

             yang  dimaksudkan  untuk  mengamankan  kepentingan  para  penyelenggara  pembangunan
             serta para calon pembeli rumah susun dari kemungkinan terjadinya ingkar janji dari pihak
                          9
             yang terkait.
                  Selanjutnya melalui UU No. 20 Tahun 2011 tentang rumah susun, ketentuan mengenai

             pemasaran sebelum pembangunan rumah susun dilaksanakan diperjelas melalui pasal 42 dan
             43. Dalam pasal 42 UU No. 20 Tahun 2011 dinyatakan bahwa pemasaran boleh dilakukan
             apabila pelaku pembangunan sekurang-kurangnya memiliki:
                 1.     kepastian peruntukan ruang;

                 2.     kepastian hak atas tanah;
                 3.     kepastian status penguasaan rumah susun;
                 4.     perizinan pembangunan rumah susun; dan

                 5.     jaminan atas pembangunan rumah susun dari lembaga penjamin.
                  Selanjutnya Pasal 43 ayat (1) UU No.20 Tahun 2011 dinyatakan bahwa proses jual beli
             satuan rumah susun sebelum pembangunan rumah susun selesai dapat dilakukan melalui
             PPJB  yang dibuat dihadapan notaris. PPJB tersebut dilakukan setelah memenuhi persyaratan

             atas:
                 1.     kepemilikan tanah;
                 2.     kepemilikan IMB;
                 3.     ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum;

                 4.     keterbangunan paling sedikit 20%; dan
                 5.     hal-hal yang diperjanjikan.
                  Tujuan diberlakukannya ketentuan mengenai syarat pemasaran dan PPJB adalah untuk

             memberikan  perlindungan  bagi  pembeli  rumah  susun  dan  pelaku  pembangunan.  Perlu
             disadari bahwa terdapat beberapa kasus cidera janji pada tahap pemasaran awal ini seperti
             terlambat menyelesaikan pembangunan rumah susun, sampai tidak kunjung diberikannya
             sertipikat hak milik atas satuan rumah susun. Namun pasal 42 dan 43 ini masih belum dapat

             memberikan  perlindungan  penuh  bagi  konsumen  terbukti  dari  beberapa  kasus  seperti
             penjualan  apartemen  di  mana  belum  memenuhi  syarat  perizinan  tapi  sudah  melakukan
             pemasaran, hal ini bertentangan dengan harapan pasal 42 UU No.20 Tahun 2011. Kemudian

             melalui  pasal  43  yang  mengharuskan  keterbangunan  20%  baru  boleh  melakukan  PPJB,

                9  Arie S Hutagalung, op.cit , hlm 56
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109