Page 108 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 108

KONFLIK LATEN DI BIDANG KEBIJAKAN PERTANAHAN:
                   ANALISIS KASUS SENGKETA TANAH ANTARA MASYARAKAT DAN
                       KORPORASI DI TELUK JAMBE, KARAWANG, JAWA BARAT

                                                Trubus Rahardiansah
                                      Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti
                                             Email: trubus_rp@yahoo.com

                                                       Abstrak

                Konflik pertanahan merupakan masalah yang hampir terjadi di berbagai daerah yang salah satunya
                bersumber pada kepemilikan tanah. Dengan menggunakan pendekatan sosio-legal, analisis kasus
                sengketa  tanah  di  tiga  desa,  yaitu  di  Desa  Wanasari,  Wanakerta,  dan  Margamulya,  kecamatan
                Teluk  Jambe  Karawang  memberikan  gambaran  bahwa  masyarakat  pemilik  tanah  memiliki  posisi
                (legal standing) yang lemah manakala berhadapan dengan korporasi dan negara. Padahal kasusnya
                telah  berlangsung  sejak  tahun  1974  hingga  sekarang.  Penyelesaian  kasus  hanya  melalui  lembaga
                peradilan  dan  kurang  pendekatan  dialogis  dengan  masyarakat  sebagai  pemilik  tanah.  Akibatnya
                kasus tersebut berlarut-larut dan berdampak pada kerugian baik pada masyarakat, maupun pada
                legitimasi  hukum  yang  tidak  dihargai  oleh  pihak  yang  memiliki  kepentingan  terhadap  kasus
                ini. Keputusan  hukum  yang  seharusnya  dihormati  oleh  semua  kalangan,  dalam  kasus  ini  seperti
                dipermainkan dan berusaha untuk tidak diindahkan. Hal ini dapat terlihat dari perlawanan yang
                massif  dilakukan  oleh  kelompok-kelompok  tertentu  dengan  melakukan  mobilisasi  massa  saat
                eksekusi lahan yang sudah dimenangkan oleh korporasi. Sampai saat ini perlawanan masih terus
                dilakukan,  korporasi  telah  menjadikan  masyarakat  pemilik  tanah  sebagai  korban  dengan
                membenturkan  masyarakat  versus  aparat  pemerintah.  Hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan
                menyimpulkan  bahwa  penyebab  kasus  tersebut  bersifat  konflik  laten  antara  lain  :  Pertama,
                ketidakjelasan  status  kepemilikan  tanah  dan  lemahnya  penegakan  hukum,Kedua,  pemilik  modal
                (korporasi)  yang  ditopang  oleh  birokrasi  Negara  memaksa  masyarakat  pemilik  tanah  untuk
                mengalihkan tanah secara sewenang-wenang, Ketiga, nilai jual tanah yang meningkat dengan cepat
                secara  tak  terkendali  di  wilayah  konflik.  Keempat,  kondisi  masyarakat  yang  semakin  sadar  dan
                peduli  akan  kepentingan/haknya  atas  kepemilikan  tanah.  Kelima,  kurangnya  transparansi
                kebijakan yang digariskan pemerintah terkait dengan kebijakan pembangunan.
                Kata kuci: konflik laten, konflik pertanahan, resolusi konflik, kebijakan publik

             A. Pendahuluan
                  Konflik pertanahan merupakan persoalan yang kronis dan bersifat klasik serta berlang-

             sung  dalam  kurun  waktu  tahunan  bahkan  puluhan  tahun  dan  selalu  terjadi  di  berbagai
             daerah.  Sengketa  dan  donflik  pertanahan  adalah  bentuk  permasalahan  yang  sifatnya
             kompleks dan multi dimensi. Oleh karena itu usaha pencegahan, penanganan dan penyele-
             saiannya  harus  memperhitungkan  berbagai  aspek  baik  hukum  maupun  non  hukum.

             Seringkali  penanganan  dan  penyelesaian  terhadap  sengketa  dan  konflik  pertanahan
             dihadapkan  pada  dilema-dilema  antara  berbagai  kepentingan  yang  sama-sama  penting.
             Mencari keseimbangan atau win-win solution atas konflik yang sudah terjadi jelas membu-

             tuhkan  upaya  yang  tidak  mudah.  Karena  itu  dibutuhkan  pemahaman  mengenai  akar
             konflik, factor pendukung dan faktor pencetusnya sehingga dapat dirumuskan strategi dan
             solusinya. Dengan berbagai upaya melalui penyelesaian akar masalah, diharapkan sengketa
             dan konflik pertanahan dapat ditekan semaksimal mungkin, sekaligus menciptakan suasana

             kondusif dan terwujudnya kepastian hukum dan keadilan agraria yang mensejahterakan.
                                                          100
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113