Page 96 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 96

88    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



             yang diberdayakan dalam pembangunan itu mempunyai akses untuk menjadikan modal yang
                                                                                          10
             telah mereka miliki sebelumnya, sebagai modal potensial dalam berproduksi.

             3.  Dimensi Hukum Percepatan Reforma Agraria untuk Kesejahteraan Rakyat

                  Untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat di bidang pertanahan, negara memiliki peran
             yang besar untuk mengatur pemilikan, penguasaan, dan pengusahaan tanah. Dalam UUPA,
             peran  negara  tercakup  dalam  Hak  Menguasai  dari  Negara,  sebagai  pendelegasian

             kewenangan publik Hak Bangsa Indonesia kepada Negara. Bagir Manan menyatakan bahwa
             konsep  negara  hukum  modern  merupakan  perpaduan  antara  konsep  negara  hukum  dan
             negara kesejahteraan. Di dalam konsep ini, tugas negara atau pemerintah tidak semata-mata
             sebagai penjaga keamanan dan ketertiban saja, tetapi memikul tanggung jawab mewujudkan
                                                                                               11
             keadilan sosial, kesejahteraan umum, dan sebesar-besarnya kemakmuran  rakyat.
                  Pengalaman  berbagai  negara  menunjukan  bahwa  agrarian  reform  mengandung  arti
             penting bagi dasar awal ekonomi nasional. Kisah sukses reforma agraria di Jepang dan Brazil
             patut dijadikan referensi. Program reforma agraria di Jepang pasca Perang Dunia II membuat

             negeri matahari itu mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan hingga hari ini. Brazil kini
             menjadi  negara  eksportir  utama  pangan  ke  seluruh  dunia.  Padahal,  tahun  2002  negara
                                                                                  12
             dengan penduduk sekitar 50 juta rakyat menderita kelaparan kronis.
                  Keberhasilan negara-negara tersebut dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat di bidang
             pertanahan, memacu hadirnya Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 terkait Reforma
             Agraria menjadi penting. Presiden Joko Widodo telah menetapkan reforma agraria sebagai
             program prioritas. Target program akan dicapai melalui dua skema yaitu pertama, melalui

             legislasi dan redistribusi tanah seluas 9 juta hektar, dan kedua, melalui pelaksanaan program
                                                  13
             perhutani  sosial  seluas  12,7  hektar.  Program  perhutani  sosial  dilakukan  melalui  alokasi
             sumber  daya  hutan  yang  dikuasai  negara  kepada  masyarakat,  sebagaimana  diatur  dalam
             Peraturan  Menteri  Lingkungan  Hidup  dan  Kehutanan  Nomor  83  Tahun  2016  tentang

             Perhutani Sosial. Peraturan ini menegaskan bahwa perhutani sosial adalah sistem pengelo-
             laan hutan lestari yang dilakukan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat
             yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku

             utama  untuk  meningkatkan  kesejahteraannya,  keseimbangan  lingkungan,  dan  dinamika
             sosial budaya dalam bentuk hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan
                                                            14
             rakyat, hutan adat, dan kemitraan kehutanan.  Melalui kebijakan ini, pemerintah ingin: 1)


                10  Hernando de Soto, The Mystery of Capital: Why Capitalism Triumphs in The West anf Fails Everywhere
             Else, (New York: Basic Books, 2000), hlm 48.
                11  Bagir Manan, Politik Perundang-undangan Dalam Rangka Mengantisipasi Liberalisme Perekonomian,
             (Bandar Lampung: FH-UNILA, 1996), hlm. 16.
                12  Bernhard Limbong, Opini Kebijakan Agraria, (Jakarta: Margaretha Pustaka, 2014), hlm. 53.
                13  R. Yando Zakaria, Mempercepat Reforma Agraria, www.kompas.com, diunduh tanggal 6 September
             2017.
                14  Ibid.
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101