Page 230 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 230

222    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



             tanah atau sebab-sebab lain yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka menjadi kewajiban
             Negara memberikan kompensasi (ganti kerugian) untuk orang yang menderita kerugian atau
             kehilangan hak atau kepentingan atas tanah terdaftar.
                  Menurut penulis, jikalau di masa depan Indonesia telah menggunakan sistem publikasi

             positif berarti sertipikat yang telah diterbitkan Kantor Pertanahan tidak dapat dibatalkan
             sungguhpun dalam pembuktian di pengadilan terbukti ada pemiliknya yang sah. Bagi pemilik
             tanah yang sah meskipun dirugikan karena tanahnya telah ada sertipikatnya atas nama pihak

             lain tetap mendapatkan kompensasi ganti kerugian dari Assurance Fund. Oleh karena itu,
             sudah seyogyanya tersedia pula Assurance Fund sebagai perwujudan tanggungjawab Negara
             kepada  warga  negaranya  memberi  perlindungan  hukum,  dengan  menjamin  pembayaran
             ganti kerugiannya.

                  Pilihan politik transplantasi hukum dalam kebijakan pembangunan hukum nasional saat
             ini dan ke depan akan terus menjadi pilihan politik hukum di Indonesia. Kebijakan membuat
             undang-undang yang memadukan unsur yang bersumber dari hukum asing dengan hukum
             yang  bersumber  dari  nilai  paradigmatik  asli  budaya  dan  masyarakat  Indonesia,  haruslah

             dilakukan secara cermat dan penuh perhitungan, agar hukum yang akan diberlakukan di
             negeri ini tidak tercerabut dari akar ideologis-filosofis negara dan bangsa Indonesia. “Adopsi
             aturan  hukum  dari  manca  negara  harus  memperhatikan  struktur  sosial  dan  budaya
                                         26
             masyarakat  di  negara  itu”.  Karena  selain  mengatur  masyarakat,  hukumpun  mempunyai
             struktur sosialnya sendiri. Jika tidak memperhatikan hal tersebut, penerapan hasil adopsi
             tersebut,  tidak  akan  berhasil  dilaksanakan  bahkan  bisa  menimbulkan  akibat  yang  tidak
                         27
             diharapkan.  Teori transplantasi hukum, cara berfikirnya sangat sederhana. Hal ini sangat
             tergantung  dari  kemauan  atau  political  will  dari  pemerintah  untuk  menerapkan  prinsip-
             prinsip  hukum  dan  lembaga  hukum  asing  dalam  menyelesaikan  kasus-kasus  nasional.
             Namun demikian tetap diperlukan adanya harmonisasi karena dasar filosofis dan tujuan yang
             sama.

                  Berdasarkan hal tersebut, di masa depan penerapan lembaga Assurance Fund di Indone-
             sia dengan diberlakukan sistem publikasi positif, mempunyai filosofis dan tujuan yang sama
             di manca negara yaitu untuk memberi perlindungan dan kepastian hak bagi pemilik hak atas

             tanah yang menderita kerugian. Pendaftaran tanah yang memberikan kepastian hukum lebih
             kuat,  bahkan  kepastian  yang  mutlak  sebagaimana  yang  terjadi  dalam  pendaftaran  tanah
             sistem  positif,  menjadi  obsesi  di  kalangan  masyarakat  pemilik  tanah  maupun  pelaku
             investasi.

                  Menurut  penulis,  di  masa  depan,  Assurance  Fund  di  Indonesia  perlu  diatur  dalam
             peraturan perundang-undangan, antara lain sebagai berikut:


                26  Kompas, “Adopsi Aturan Hukum Harus Perhatikan Struktur Sosial”, 16 September 1998.
                27  Adi  Sulistiyono,  “Mengembangkan  Paradigma  Penyelesaian  Sengketa  Non  Litigasi  Dalam  Rangka
             Pendayagunaan  Alternatif  Penyelesaian  Sengketa  Bisnis/Hak  Kekayaan  Intelektual”,  Disertasi,  Program
             Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, 2002, hal. 341.
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235