Page 281 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 281

Bambang Slamet Riyadi: Program Sertifikasi Tanah dalam Rangka Kepastian Hukum ...     273


                   diterima  oleh  (Hakim),  sebagai  keterangan  yang  benar,  selama  dan  sepanjang  tidak  ada  alat
                   pembuktian lain yang membuktikan sebaliknya. Dalam hal ini yang demikian, maka pengadilannya
                   yang akan memutuskan alat pembuktian yang benar.

                                               35
                   Menurut Arie S. Hutagalung  bahwa sistem pendaftaran tanah yang negatif berlaku di
                   negara-negara Eropa Kontinental seperti Belanda dan di Indonesia sebelum berlaku
                   UUPA,  yaitu  berdasarkan  Oversichrijvings-ordonantie  S.1834  –  27.  Adapun  cara
                   pengumpulan data pada sistem ini ialah pendaftaran “deds” atau perbuatan hukumnya.

             c.  Sistem Grundbuch
                Sistem ini merupakan sistem pendaftaran buku tanah, dimana sesuatu hak atas tanah
                sebelum didaftar terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan oleh pemerintah, apakah orang
                yang mendaftarkan tanahnya itu memang benar-benar adalah pemilik yang sebenarnya.
                                                                                     36
                Dengan demikian sistem Grundbuch ini mirip dengan sistem negatif.
             d. Sistem Torrens
                Sesuai dengan namanya, sistem ini pertama kali diciptakan oleh Sir Robert Torrens di

                Australia Selatan. Sistem Torens ini lebih dikenal dengan nama aslinya The Real Property
                Act atau Torrens Act yang mulai berlaku di Australia Selatan sejak 1 Juli 1858. Dewasa ini
                pendaftaran  tanah  dengan  sistem  Torrens  ini  dipergunakan  beberapa  negara,  seperti
                Aljazair, India, Singapura, Tunisia, Kongo, Spanyol, Norwegia, Malaysia, Kepulauan Fiji,

                Canada, Jamaica, Trinidad.
                                                         37
                Menjawab pertanyaan di atas R. Suprapto  menyatakan bahwa: “Sistem pendaftaran tanah
                yang  kita  gunakan  adalah  sistem  pendaftaran  negatif  bertendensi  positif,  artinya
                pendaftaran  hak-hak  atas  tanah  dilaksanakan  berdasarkan  atas  data-data  yang  positif,

                pejabat yang diserahi tugas melaksanakan pendaftaran mempunyai wewenang menguji
                kebenaran dari data-data yang dipergunakan sebagai dasar pendaftaran hak. Pendaftaran
                merupakan jaminan kepastian hukum dan alat pembuktian yang kuat, namun masih dapat
                dibantah, digugat di muka pengadilan”.

             e.  Sistem Sistematik
                Pengertian sistem sistematik dalam pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah
                yang dilakukan serentak yang meliputi semua bidang tanah di suatu wilayah atau wilayah

                suatu desa/kelurahan, baik tanah yang dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah maupun
                              38
                tanah negara.
                Sistem pendaftaran tanah yang digunakan adalah sistem pendaftaran hak (registration of
                titles),  sebagaimana  digunakan  dalam  penyelenggaraan  pendaftaran  tanah  menurut

                Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961. Hal tersebut tampak dengan adanya buku
                tanah  sebagai  dokumen  yang  memuat  data  yuridis  dan  data  fisik  yang  dihimpun  dan


                35  Arie S. Hutagalung, Op. Cit., hlm. 80.
                36  Ibid.
                37  R. Suprapto, 1986, Undang-Undang Pokok Agraria Dalam Praktek, CV. Mustari, Jakarta, hlm. 324.
                38  Arie S. Hutagalung, Op. Cit., hlm. 81.
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286