Page 280 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 280

272    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya


                       31
                  Pitlo,  menyebutkan  bahwa  saat  dilakukannya  pendaftaran  hak  atas  tanah  maka  hu-
             bungan hukum pribadi antara seseorang dengan tanah diumumkan kepada pihak ketiga atau
             masyarakat. Sejak saat itulah pihak ketiga dianggap mengetahui adanya hubungan hukum
             antara orang dengan tanah dimaksud mengetahui adanya hubungan hukum antara orang

             dengan tanah dimaksud, untuk mana ia menjadi terikat dan wajib menghormati hak tersebut
             sebagai suatu kewajiban yang timbul dari kepatutan.
                                                                            32
                  Beberapa sistem pendaftaran tanah menurut Parlindungan ,   yaitu:
                  a.  Pendaftaran tanah sistem Torrens
                  b.  Pendaftaran tanah sistem Negatif
                  c.  Pendaftaran tanah sistem Positif
                  Sistem pendaftaran tanah yang digunakan suatu negara tergantung pada asas hukum

             yang dianut oleh negara tersebut dalam mengalihkan haknya. Sementara itu jika dari segi
             jaminan yang diberikan dengan pemberian surat tanda bukti hak sebagai alat pembuktian,
             maka timbulah berbagai jenis sistem pendaftaran tanah antara lain:
             a.  Sistem Positif

                Sistem  positif  dalam  pengertian  pendaftaran  tanah  berarti  bahwa  yang  sudah  didaftar
                dijamin  sebagai  keadaan  yang  sebenar-benarnya  merupakan  alat  bukti  yang  kuat.
                Pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional menjamin tanah yang telah didaftar

                oleh  pemiliknya  itu  dan  untuk  keperluan  ini  kebenaran  dan  sahnya  tiap  warkah  yang
                diajukan untuk didaftarkan dalam daftar-daftar yang telah ditentukan.
                                            33
                Menurut Aris S. Hutagalung  bahwa sistem pendaftaran tanah yang positif, kita jumpai di
                negara-negara  Anglo  Saxon,  yakni  Inggris  dan  negeri-negeri  jajahannya.  Cara

                pengumpulan data pada sistem positif ialah pendaftaran “titles” atau hubungan hukumnya
                yang konkrit, yaitu haknya.
             b. Sistem Negatif
                Pendaftaran  tanah  yang  mengawas  sistem  negatif,  mengakibatkan  seseorang  yang

                terdaftar namanya dalam daftar buku tanah bukan merupakan pemilik secara mutlak atau
                dengan kata lain, terdaftarnya seseorang dalam daftar buku tanah sebagai pemegang hak,
                belum membuktikan secara mutlak bahwa orang tersebut memegang hak.

                Uraian di atas sejalan dengan pandangan yang dikemukakan oleh Effendi Perangin yang
                                          34
                berbunyi sebagai berikut:

                   “… pada sistem negatif surat tanda bukti hak itu berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat, berarti
                   keterangan-keterangan  yang  tercantum  di  dalamnya  mempunyai  kekuatan  hukum  dan  harus


                31  Bachtiar Effendi, 1992, Pendaftaran Tanah, Alumni, Bandung, hlm. 46.
                32  AP  Parlindungan,  1989,  Berakhirnya  Hak-Hak  Atas  Tanah  Menurut  Sistem  UUPA,  Mandar  Maju,
             Bandung, hlm. 130.
                33  Aris S. Hutagalung, 1994, Asas-Asas Hukum Agraria, Universitas Indonesia Press, Jakarta, hlm. 80.
                34  Effendi  Perangin,  1994,  Hukum  Agraria  di  Indonesia:  Suatu  Telaah  Dari  Sudut  Pandang  Praktisi
             Hukum, Rajawali, Jakarta, hlm. 98.
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285