Page 277 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 277

Bambang Slamet Riyadi: Program Sertifikasi Tanah dalam Rangka Kepastian Hukum ...     269


                  a.  pemberian Hak Guna Bangunan untuk orang perseorangan atas tanah yang luasnya
                     lebih dari 3.000 M2 (tiga ribu meter persegi) dan tidak lebih dari 10.000 M² (sepuluh
                     ribu meter persegi);
                  b. pemberian Hak Guna Bangunan untuk badan hukum atas tanah yang luasnya lebih

                     dari 20.000 M2 (dua puluh ribu meter persegi) dan tidak lebih dari 150.000 M2 (seratus
                                                   21
                     lima puluh ribu meter persegi)


             Tujuan
                  Tujuan penulis pada program sertifikasi tanah dalam rangka kepastian hukum terhadap
             hak atas tanah dan dampaknya terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Banyaknya
             tanah  di  Indonesia  yang  belum  bersertifikat,  menyebabkan  pihak  investor  enggan

             menanamkan  modalnya  di  Indonesia.  Sedangkan  untuk  tingkat  ekonomi  masyarakat
             Indonesia, masyarakat yang tanahnya sudah mempunyai sertifikat kehidupan ekonominya
             dapat  dikatakan  lebih  baik  daripada  masyarakat  yang  tanahnya  belum  bersertifikat.
             Masyarakat  yang  tanahnya  sudah  bersertifikat  dapat  menggunakan  sertifikat  tanahnya

             sebagai  agunan  ke  bank  untuk  mendapatkan  tambahan  modal  usaha,  sehingga  usahanya
             akan lebih berkembang.


             Permasalahan
                  Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian
             ini sebagai berikut: “Bagaimana konstruksi yuridis sertifikasi tanah dalam rangka kepastian
             hukum  terhadap  hak  atas  tanah  dan  dampaknya  terhadap  pemberdayaan  ekonomi

             masyarakat?”

             B. Pembahasan
             1.  Pengertian Tanah dan Dasar Hukum Pertanahan

                  Seperti halnya membicarakan pengertian “hukum”, sebutan Hukum Agraria juga mem-
             punyai beberapa arti. Dalam lingkungan pemerintahan, sebutan Hukum Agraria meliputi
             pengertian dalam lingkup yang sempit, sebagai bagian dari Hukum Administrasi Negara yang

             memberikan  dasar  hukum  kepada  penguasa  dalam  melaksanakan  politik  pertanahannya,
             yaitu kewenangan-kewenangan untuk melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu di
             bidang pengelolaan administrasi pertanahan. Menurut Boedi Harsono, “kewenangan seperti
                                                                                    22
             ini termasuk di dalam lingkungan hidup Hukum Tanah Administratif”.
                  UUPA  sebaliknya  menggunakan  pengertian  Hukum  Agraria  dalam  arti  yang  seluas-
             luasnya; karena pengertian Agraria meliputi: bumi, air dan kekayaan yang terkandung di


                21  Pasal 9 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang
             Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah
                22  Budi Harsono, 1987, Hukum Agraria Nasional dalam Pendidikan Tinggi di Indonesia dan Pembangunan
             Nasional, Pidato Pengukuhan Guru Besar Hukum Agraria Trisakti Jakarta, hlm. 10
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282