Page 276 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 276

268    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



             berkaitan dengan masalah perijinan dan pensertifikatan tanah untuk investasi perkebunan
                                                                                            18
             dan pemberian sertifikat Hak Milik, Hak Guna Banguan dan Hak Guna Usaha.
                  Menurut  Pasal  7  Peraturan  Kepala  Badan  Pertanahan  Nasional  Republik  Indonesia
             Nomor  2  Tahun  2013  tentang  Pelimpahan  Kewenangan  Pemberian  Hak  Atas  Tanah  dan

             Kegiatan Pendaftaran Tanah dinyatakan bahwa:
                  Kepala Kanwil BPN memberi keputusan mengenai:
                  a.  pemberian Hak Milik untuk orang perseorangan atas tanah pertanian yang luasnya

                     lebih dari 50.000 M² (lima puluh ribu meter persegi) dan tidak lebih dari luas batas
                     maksimum kepemilikan tanah pertanian perorangan.
                  b. pemberian  Hak  Milik  untuk  orang  perseorangan  atas  tanah  non  pertanian  yang
                     luasnya lebih dari 3.000 M² (tiga ribu meter persegi) dan tidak lebih dari 10.000 M²

                     (sepuluh ribu meter persegi).
                  c.  pemberian  Hak  Milik  untuk  badan  hukum  keagamaan  dan  sosial  yang  telah  dite-
                     tapkan  berdasarkan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  38  Tahun  1963  tentang  Penun-
                     jukkan Badan-Badan Hukum yang dapat mempunyai Hak Milik atas Tanah, atas tanah

                     non pertanian yang luasnya lebih dari 50.000 M² (lima puluh ribu meter persegi) dan
                                                                                       19
                     tidak lebih dari 150.000 M² (seratus lima puluh ribu meter persegi).
                  Menurut  Pasal  8  Peraturan  Kepala  Badan  Pertanahan  Nasional  Republik  Indonesia

             Nomor  2  Tahun  2013  tentang  Pelimpahan  Kewenangan  Pemberian  Hak  Atas  Tanah  dan
             Kegiatan Pendaftaran Tanah dinyatakan bahwa:

                  Kepala  Kanwil  BPN  memberi  keputusan  mengenai  pemberian  Hak  Guna  Usaha  atas  tanah  yang
                                                                        20
                  luasnya tidak lebih dari 2.000.000 M2 (dua juta meter persegi).

                  Ini berarti tanah yang luasnya lebih dari 200 ha, kewenangan pemberian hak atas tanah
             dan kegiatan pendaftaran tanah khususnya Hak Guna Usaha ada di tangan Badan Pertanahan
             Nasional  Pusat.  Ketentuan  tersebut  jelas  merupakan  peraturan  yang  dapat  menghambat

             pengembangan investasi khususnya di bidang perkebunan karena untuk kebutuhan tanah di
             bidang perkebunan biasanya lebih dari 200 ha.
                  Sedangkan  menurut  ketentuan Pasal  9  Peraturan  Kepala  Badan  Pertanahan  Nasional

             Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak
             Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah dinyatakan bahwa:
                  Kepala Kanwil BPN memberi keputusan mengenai:







                18  Ibid.
                19  Pasal 7 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang
             Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.
                20  Pasal  8  Peraturan  Kepala  Badan  Pertanahan  Nasional  Republik  Indonesia  Nomor  2  Tahun  2013
             tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281