Page 39 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 39

Oloan Sitorus: Pengadaan Tanah untuk Pembangunan bagi Kepentingan Umum     31


             ditunjuk  oleh  instansi  yang  memerlukan  tanah.  Rencana  Pengadaan  Tanah  untuk
             Kepentingan Umum disusun dalam bentuk Dokumen Perencanaan, yang setidaknya memuat
             9 (sembilan) hal, yakni: (1) maksud dan tujuan rencana pembangunan; (2) kesesuaian dengan
             RTRW dan Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah; (3) letak tanah; (4) luas tanah yang

             dibutuhkan; (5) gambaran umum status tanah; (6) perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan
             Tanah; (7) perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan; (8) perkiraan nilai tanah; dan
             (9) rencana penganggaran (Pasal 15 ayat (1) UUPTPKU jo Pasal 5 ayat (1) Perpres 71 Tahun

             2012).
                  Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah disusun berdasarkan studi kelayakan, yang
             mencakup survei sosial ekonomi, kelayakan lokasi, analisis biaya dan manfaat pembangunan,
             perkiraan  nilai  tanah,  dampak  lingkungan  dan  dampak  sosial,  dan  studi  lain  yang
                         2
             diperlukan.    Dokumen  Perencanaan  yang  telah  disusun  berdasarkan  studi  kelayakan  itu
             ditetapkan  oleh  Instansi  yang  memerlukan  tanah  atau  pejabat  yang  ditunjuk  untuk
             diserahkan kepada Gubernur Kepala Daerah Pemerintah Provinsi. (Pasal 15 ayat (2) dan (3)
             UU PTPKU jo Pasal 7 Perpres 71 Tahun 2012).

                  Untuk menjaga kualitas Dokumen Perencanaan di Provinsi DIYogyakarta, dalam rangka
             Pengadaan  Tanah  untuk  pembangunan  Bandara  New  Yogyakarta  International  Airport
             (NYIA),  Pemprov  DIY,  dalam  hal  ini  Sekretaris  DIY  membentuk  Kelompok  Kerja  Teknis

             Pendampingan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
             Pengembangan Bandara dengan Keputusan Sekretaris Daerah DIY No. 20/SEKDA/IX/2013
             tanggal 9 September 2013, dengan segala biaya dibebankan pada PT. Angkasa Pura I (Persero)
             sebagai Pihak yang memerlukan Tanah. Pokja ini terdiri dari Kanwil BPN DIY, Sekretaris

             Daerah Kulon Progo, Kantor Pertanahan Kulon Progo, Camat Temon dan Kepala Desa di
             lokasi terdampak. Khusus Kanwil DIY bertugas mengkoordinasikan penyusunan Dokumen
             Perencanaan Pengadaan Tanah dan mengkoordinir pengumpulan data tanah. Kantah Kulon
             Progo  menyiapkan  Draf  Peta  Lokasi  rencana  Pembangunan  Bandara  baru  melalui

             permohonan  yang  diajukan  PT.  Angkasa  Pura I  (Persero).  Peran  Kanwil  BPN  DIY  sangat
             berarti  dalam  menyusun  kebutuhan  Lahan  Pengadaan  Tanah,  sehingga  dari  tahap




                2  Hal-hal yang dihasilkan dari Studi Kelayakan adalah: (1) survei sosial ekonomi, yang dilakukan untuk
             menghasilkan  kajian  mengenai  kondisi  sosial  ekonomi  masyarakat  yang  diperkirakan  terkena  dampak
             pengadaan tanah; (2) kelayakan lokasi, yang dilakukan untuk menghasilkan analisis mengenai kesesuaian
             fisik lokasi dengan rencana pembangunan yang akan dilakukan untuk kepentingan umum yang dituangkan
             dalam  bentuk  Peta  Rencana  Lokasi  Pembangunan;  (3)  analisis  biaya  dan  manfaat  pembangunan  bagi
             wilayah  dan  masyarakat,  dilakukan  untuk  menghasilkan  analisis  biaya  yang  diperlukan  dan  manfaat
             pembangunan yang diperoleh bagi wilayah dan masyarakat; (4) perkiraan nilai tanah, dilakukan untuk
             menghasilkan perkiraan besarnya nilai Ganti Kerugian Objek Pengadaan Tanah ; (5) dampak lingkungan
             dan dampak sosial yang mungkin timbul akibat dari Pengadaan Tanah dan pembangunan, dilakukan untuk
             menghasilkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau dokumen lingkungan hidup lainnya; dan
             (6) studi lain yang diperlukan, studi di luar ke lima di atas, yang dapat berupa studi budaya masyarakat,
             studi  politik  dan  kemanana,  studi  keagamaan,  sebagai  antisipasi  dampak  spesifik  yang  diakibatkan
             pembangunan untuk kepentingan umum.
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44