Page 40 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 40

32    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



             Perencanaan sudah diperoleh data tanah yang dilengkapi dengan nama, bukti penguasaan
                                       3
             dan perkiraan luas tanah.
                  Pada Pengadaan Tanah untuk pembangunan Kolam regulasi Nipa-nipa di Desa Mon-
             congloe Lappara Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros terdapat perbedaan nilai ganti

             kerugian dalam Dokumen Perencanaan dengan Tim Penilai Tanah (appraisal) yang jauh lebih
             mahal.  Perbedaan  yang  cukup  jauh  ini  membuat  Kejaksaan  Tinggi  Sulawesi  Selatan
             mengingatkan  agar  Kepala  Kantor  Wilayah  BPN  Provinsi  Sulawesi  Selatan    selaku  Ketua

             Pelaksana  Pengadaan  Tanah  dalam  melakukan  verifikasi  terhadap  hasil  penilaian  ganti
             kerugian dari Tim Penilai Pertanahan supaya dilakukan dengan hati-hati dan teliti dengan
                                                     4
             memperhatikan status “hak” atas tanah.


             Persiapan Pengadaan Tanah
                  Persiapan Pengadaan Tanah diatur dalam Pasal 16-26 UU PTPKU jo. Pasal 8-48 Perpres
             71 Tahun 2012. Persiapan Pengadaan Tanah dilakukan oleh Tim Persiapan yang dibentuk oleh
             Gubernur  dalam  waktu  paling  lama  10  hari  kerja.    Di  DIY  dalam  rangka  NYIA,  setelah

             Dokumen  Perencanaan  disampaikan  kepada  Gubernur,  Gubernur  DIY  membentuk  Tim
             Verifikasi Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (Tim Verifikasi) untuk melakukan kajian
             terhadap  Dokumen  Perencanaan.  Tegasnya,  Tim  Verifikasi  membantu  pekerjaan  Tim

             Persiapan.  Meskipun  Tim  Verifikasi  ini  tidak  dikenal  dalam  Perpres  No.  71  Tahun  2012,
             namun  keberadaannya  dipandang  penting  karena  kenyataannya  Dokumen  Perencanaan
                                                                                      5
             yang disampaikan kepada Gubernur tidak selalu memenuhi persyaratan.
                  Di dalam Pasal 16 UU PTPKU dinyatakan bahwa Persiapan Pengadaan Tanah terdiri dari

             3  (tiga)  kegiatan  pokok:  (1)  Pemberitahuan  Rencana  Pembangunan;  (2)  Pendataan  Awal
             Lokasi Rencana Pembangunan; dan (3) Konsultasi Publik Rencana Pembangunan.
                  Pemberitahuan Rencana Pembangunan. Hal ini  dilakukan dengan cara memberita-
             hukan kepada masyarakat secara langsung (seperti melalui sosialisasi, tatap muka, atau surat

                                       6
             pemberitahuan)  maupun  tidak  langsung  (melalui  media  cetak  atau  media  elektronik).
             Pemberitahuan ini dilakukan oleh Tim Persiapan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja
             sejak  dokumen  perencanaan  Pengadaan  Tanah  diterima  secara  resmi  oleh  gubernur.

             Pemberitahuan rencana pembangunan memuat informasi mengenai: (a) maksud dan tujuan


                3  Ni Luh Gede Maytha Puspa Dewi, Beberapa Permasalahan Pengadaan Tanah Pembangunan Bandara
             Baru di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi STPN, 2017, hlm. 108-111.
                4  Surat Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan No. B-05/TP4D/Set/04/2017 tertanggal 07 April 2017 kepada
             Ketua Panitia Pengadaan Tanah Pembangunan Kolam Regulasi Nipa-nipa di Maros.
                5  Ibid, hlm. 116.
                6  Pasal 17 UU PTPKU menyatakan bahwa pemberitahuan rencana pembangunan disampaikan kepada
             masyarakat pada rencana lokasi pembangunan untuk kepentingan umum, baik langsung maupun tidak
             langsung. Selanjutnya, Pasal 12 ayat (1) Perpres No.  71 Tahun 2012  menyatakan  bahwa pemberitahuan
             rencana pembangunan oleh Tim Persiapan disampaikan secara langsung maupun tidak langsung kepada
             masyarakat pada rencana lokasi pembangunan.  Penulis menafsirkan kedua ketentuan sebagai keharusan
             untuk melakukan pemberitahuan dengan 2 (dua) cara, langsung dan tidak langsung.
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45