Page 151 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 151

dengan adanya strategi dan proses penguatan kolaborasi kelembagaan
          yang sudah diterangkan diatas diharapkan  munculnya  mafia tanah
          dapat dicegah. Kementerian ATR/BPN yang menjadi lembaga aktor
          utama, dapat  memberikan  suatu  dorongan  intervensi  terhadap
          instansi lain maupaun  stakeholder  terkait  untuk bekerja bersama-
          sama memerangi mafia tanah.


          PENUTUP
             Mafia  tanah merupakan  tindak kejahatan  dalam bidang
          pertanahan  yang dilakukan oleh orang atau  sekelompok orang
          dimana  tindakan  tersebut dilakukan guna  untuk  memperkaya diri
          sendiri, kelompok maupun  golongan  dengan menyerobot  tanah
          yang bukan haknya atau melakukan segala upaya untuk melegalkan
          berbagai cara  yang  tidak  seharusnya diperbolehkan.  Kementerian
          ATR/BPN melakukan beberapa bentuk terobosan kerjasama dengan
          aparat penegak hukum guna memberantas mafia tanah diantaranya
          penandatanganan nota kesepahaman,  penerbitan  pedoman kerja,
          penerbitan keputusan bersama hingga membuat  petunjuk  teknis
          (juknis).  Harapannya dengan adanya  terobosan  tersebut dapat
          menekan kasus mafia tanah yang terjadi di Indonesia. Akan tetapi
          belakangan tahun ini kasus mafia tanah semakin melonjak, maka dari
          itu penulis memberikan sebuah alternatif saran maupun solusi berupa
          desain penguatan kelembagaan pertanahan dan strategi pencegahan
          munculnya mafia tanah.

             Desain  penguatan kelembagaan meliputi beberapa  aspek
          diantaranya menggali  akar masalah,  mengidentifikasi  alternatif
          kebijakan, menganalisis  pemangku kepentingan (stakeholder),
          melakukan proses  kolaborasi  stakeholder  hingga terbentuknya
          penguatan kelembagaan. Strategi pencegahan munculnya mafia tanah
          dapat  dilakukan  dengan beberapa  cara meliputi (1)  implementasi
          kebijakan  dari  hulu ke hilir, (2)  komunikasi berjenjang (bottom-
          up,  top-down  communication),  (3)  implementasi  sanksi.  Dengan
          adanya desain  penguatan  kelembagaan dan  strategi  pencegahan


          136   Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
                untuk Mewujudkan Suistainable Development Goals
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156