Page 154 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 154

Seruan Keadilan
                                Masyarakat Dago Elos:
                                  Aspirasi dan Respons
                                Terhadap Mafia Tanah

                                           Nadia Hilma Raudlah
                                         Universitas Islam Bandung
                                  Email : nhilmaraudlah@gmail.com




          PENDAHULUAN
          Dago elos merupakan contoh konflik sengketa tanah yang melibatkan
          masyarakat lokal  dan keluarga Muller. Konflik  sengketa  tanah  di
          dago elos telah terjadi sejak tahun 2017. Sengketa tanah yang proses
          pengadilannya hingga  upaya hukum luar biasa  yaitu Peninjauan
          Kembali. Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 454/Pdt.G/2016/
          PN.Bdg adalah Putusan Pertama yang kemudian dikuatkan dengan
          Putusan Pengadilan  Tinggi  Bandung  Nomor 570/Pdt/2017/PT.Bdg.
          Putusan  Banding  oleh  Pengadilan  Tinggi  dibatalkan oleh  Putusan
          Kasasi Nomor 934 K/Pdt/2019. Terhadap Putusan kasasi, dilakukan
          upaya peninjauan kembali dengan nomor Putusan 109 PK/Pdt/2022
          amar putusan membatalkan Putusan Kasasi dan menguatkan Putusan
          Pertama.
             Konflik ini berawal ketika Keluarga Muller yaitu Heri Hermawan
          Muller, Dodi Rustendi Muller dan Pipin Sandepi Muller mengajukan
          gugatan,  mengklaim  lahan di daerah  Dago  Elos seluas  6.3  ha yang
          dihuni oleh 331 warga merupakan hak waris keluarga keturunan George
          Hendrik Muller, warga negara Jerman yang pernah tinggal disana pada
          masa kolonial (Putri, 2023). Keluarga Muller menggunakan sertifikat
          Eigendom Verponding (hak milik tanah pada masa kolonial belanda)
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159