Page 155 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
P. 155

No. 3740, No. 3741 dan No. 3742 sebagai alas hak atas kepemilikan
          terhadap tanah masyarakat dago elos (Putri, 2023).
             Secara ideal, sertifikat Eigendom Verponding yang dibawa oleh
          keluarga muller sudah tidak berlaku dan tidak dapat diterima namun
          pada kenyataannya,  putusan Mahkamah  Agung,  yaitu Putusan
          Peninjauan Kembali Nomor 109/PK/Pdt/2022 menetapkan keluarga
          muller berhak atas kepemilikan tanah dago elos. Meski pada tahun
          2023, 2 anggota keluarga muller telah ditetapkan sebagai tersangka,
          kasus  sengketa  tanah di dago elos  masih  belum  selesai.  Hingga
          saat ini masyarakat masih merasakan  rasa  was-was  dan  rasa  tidak
          aman  terhadap dampak dari  putusan  yang ada.  Masyarakat  lokal
          mewaspadai  setiap  orang-orang  yang  berkunjung  ke  Dago  Elos.
          Karena kekecewaan masyarakat yang mendalam, essay ini bertujuan
          untuk mendeskripsikan  persepsi  masyarakat  terhadap kebijakan
          pemerintah terkait  mafia tanah,  dan  aspirasi  masyarakat terhadap
          pemerintah  dalam mengantisipadi  dan memberantas munculnya
          mafia tanah.

          MAFIA TANAH PEMICU KONFLIK SENGKETA TANAH DAGO ELOS
             Tanah merupakan bagian dari alam yang memiliki fungsi yang
          penting  bagi manusia. Selain  sebagai  sumber  penghidupan,  tanah
          memiliki  nilai  ekonomi karena kepemilikan  atasnya berhubungan
          dengan stabilitas, investasi, produktivitas, dan pembangunan. Sejarah
          kepemilikan tanah menunjukkan bagaimana tanah menjadi sumber
          daya vital, yang mencerminkan dinamika kekuasaan, ekonomi, dan
          budaya masyarakat.

             Pertumbuhan  populasi dan  ketersediaan  lahan  tanah,  menjadi
          contoh faktor sosial yang membuat nilai ekonomi atas suatu tanah
          semakin tinggi. Salah satu dampak negatif yang timbul adalah manusia
          yang memiliki modal berlomba-lomba memiliki  tanah  sebanyak-
          banyaknya (Hartanta  dan Rachmawati, 2019). Peran mafia  tanah
          menjadi  semakin terlihat  di  kondisi tersebut.  Mafia tanah  sendiri




          140   Keadilan Agraria dan Penataan Ruang
                untuk Mewujudkan Suistainable Development Goals
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160