Page 102 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 102

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               pesisir. Selain itu, para petani pegunungan membawa turun produksinya
               ke pasar pesisir dengan menggunakan kendaraan truk dan sepeda mo-
               tor. Mereka membeli barang-barang keperluan sehari-hari seperti beras,
               minyak goreng, rokok dan pakaian di pasar-pasar di pesisir. Selain itu,
               di Loro Lindu, pada 1990-an orang-orang Katu yang bekerja sebagai
               buruh rotan mendapatkan kredit kebutuhan pokok seperti beras, gula,
               minyak goreng dan rokok dari para perantara (broker) yang mereka bayar
               dengan produk rotan hutan. (D’ Andrea 2003). Pemerintah kolonial
               Belanda melakukan campur tangan terhadap penduduk-penduduk di
               pegunungan pada awal abad 20, ketika terjadi serangan penyakit cacar,
               dan setelah penyakit cacar dapat diatasi mereka kembali ke pegunungan.
                   Pada masa kolonial, penduduk pegunungan jarang untuk turun
               gunung. Mereka turun ke pesisir untuk membuat garam dan membeli
               pakaian. Sebaliknya orang-orang pesisir tidak pernah menginjakkan
               kakinya ke wilayah pedalaman pegunungan. Penduduk di pegunungan
               Sulawesi diperkirakan berjumlah puluhan ribu dipaksa turun dan tinggal
               di pesisir oleh kekuasaan kolonial. Hal ini untuk memudahkan kontrol
               aktifitas mereka dan juga pembayaran pajak. Akan tetapi, kekuasaan
               kolonial Belanda tidak mempunyai barisan aparat untuk mengkontrol
               penduduk pegunungan. Perkumpulan missi agama Kristen atau salah
               satunya Nederlandsch Zending Genootschap (NZG) yang mempengaruhi
               peradaban orang-orang pegunungan. Missi agama Kristen yang dipimpin
               oleh A.C. Kruyt dan N. Adriani masuk ke pegunungan Sulawesi pada
               1900, mereka membuat catatan-catatan etnografi untuk mendukung
               pekerjaan misi zending mereka. Secara tidak langsung misi penyebaran
               agama Kristen mendorong penduduk pegunungan untuk melakukan
               perhubungan dengan peduduk pesisir. Mereka mulai diperkenalkan
               dengan uang tunai melalui perdagangan rotan dan mulai mencari peker-
               jaan di pesisir melalui kepala-kepala desa. Akan tetapi, penduduk pegu-
               nungan melakukan transformasi dalam pengertian mengubah jenis
               tanaman pokok ke tanaman ekspor terjadi jauh di masa sekarang.

                   Relasi-relasi produksi kapitalisme berkembang dengan turutnya
               intervensi  kekuasaan kolonial. Namun demikian, pengaruh-pengaruh
               apa yang mendorong penduduk pegunungan untuk berhubungan

                                                                         93
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107