Page 154 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 154

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               Penguasaan atas Nusa Tenggara sekaligus pula membuka wilayah ini
               kepada lalulintas perniagaan dunia melalui timah dan kayu cendana yang
               menunjukkan wilayah ini sangat penting bagi kelangsungan kolonialisme
               itu sendiri, seperti halnya Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Fokus terhadap
               Nusa Tenggara juga karena pertimbangan lain yakni Belanda tidak ingin
               klaim kolonialnya atas Nusantara hanya sebatas Jawa yang semakin surut
               dari segi lahan maupun penghasilan, sementara di bagian lain ada Nusa
               Tenggara yang lebih menjanjikan secara ekonomis. Maka, membuka sele-
               bar-lebarnya wilayah Nusa Tenggara dengan mengaitkan perdagangan
               timah, kayu cendana, dan hasil bumi lainnya ke pasar dunia tak lain suatu
               kebijakan agar Belanda tetap berperan dalam siklus perdagangan dunia. 15
                   Perhatian terhadap barang tambang termasuk timah Nusa Tenggara
               juga karena sektor perkebunan tidak dapat terus-menerus menjadi
               andalan, di samping terjadi penurunan harga komoditas asal Indonesia
               setelah 1870 terhadap gula dan kopi. Di sisi lain, pukulan terhadap perke-
               bunan kemudian mengalihkan kapital ke sektor pertambangan, yang juga
               diuntungkan dengan adanya Undang-undang Mineral yang lebih lib-
               eral pada 1899. Di semua wilayah, antara lain Siak, Kalimantan Timur,
               Sulawesi Utara, Flores, Aceh, penggerak utama ekspansi kapital di wila-
               yah-wilayah itu datang dari kalangan swasta. Penguasa kolonial bekerja
               melindungi kepentingan dan properti swasta ini agar tetap beroperasi
               di Nusantara. Dalam hal Nusa Tenggara, perlindungan penuh penguasa
               kolonial atas bekerjanya modal swasta di wilayah ini telah ditunjukkan
               dengan cara melumpuhkan segenap potensi perlawanan lokal yang
               mengarah ke kepentingan pemodal. Itulah salah satu tujuan ekspedisi
               militer Belanda ke wilayah Nusa Tenggara, selain mengeruk kekayaan
               alam dan hutan yang mempunyai nilai jual tinggi di pasar dunia.


               Pertanian dan Sistem Pertanahan

                   Jawa-luar Jawa tidak hanya berbeda secara kependudukan, tapi juga
               menyangkut penggunaan lahan/tanah oleh penduduk. Sekitar 70 persen



                   15  Lindblad. Op.cit.; Caldwell dan Utrecht Op.cit.
                                                                        145
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159