Page 161 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 161
Bab 5
POLITIK AGRARIA PRIANGAN
DARI MASA KE MASA
Noer Fauzi Rachman 1
Pendahuluan
2
Otto Soemarwoto (1984, 1985, 1987) pernah meneorikan tentang
evolusi dari sistem pertanian berpindah ke sistem wanatani (hutan-
pertanian): mulai dari pembukaan hutan, kemudian perladangan, lalu
sistem pertanian menetap, hingga terbentuknya kebun talun dan
pekarangan. Evolusi itu sama sekali mengabaikan adanya penetrasi
kekuasan negara feodal, negara kolonial dan kapitalisme dunia, sehingga
ia hanya berlaku untuk wilayah-wilayah khusus saja. Saat ini di sebagian
1 Noer Fauzi Rachman, Ph.D. adalah peneliti Sajogyo Institute untuk dokumentasi
dan studi-studi agraria Indonesia, dan sejak 2015 menjadi Staf Khusus Kepala Staf Kepre-
sidenan RI. Email: noer.fauzi.rachman@ksp.go.id
2 Otto Soemarwoto, “Constancy and Change in Agroecosystems”, dalam Cultural
Values and Human Ecology in Southeast Asia, Karl L. Hutterer, et al (Eds.), Michigan:
Ann Arbor, 1985. Lihat juga karya-karyanya klasiknya yang lain, “The talun-kebun System,
A Modified Shifting Cultivation, in West Java”. Environmentalist 4 [suppl. 7], 1984 hal.
96–98; “Homegardens: A Traditional Agroforestry System with a Promising Future”,
dalam H.A. Steppler and P.K.R. Nair. (eds.), Agroforestry: A Decade of Development.
Nairobi, ICRAF, 1987, hal. 157-170. Juga, karya Otto Soemarwoto dan I. Soemarwoto,
“The Javanese Rural Ecosystem” dalam Rambo, A. T, and P.E. Sajise (Eds.) An Introduc-
tion to Human Ecology Research on Agricultural System in Southeast Asia. Los Banos:
University of Philippines, 1984. Pp. 254-287; Otto Soemarwoto, I. Soemarwoto, Karyono,
152