Page 31 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 31

Hilmar Farid, dkk.
            untuk memperluas dan mendapatkan konsesi area perkebunan demi
            ekspansi ruang agraria. Konsesi-konsesi tanah yang diperoleh dari sul-
            tan dan penguasa-penguasa pribumi melalui pernyataan pendek dan
            ekspedisi militer. Di Sumatera Timur, Jacob Nienhuys tahun 1866 men-
            dapatkan konsesi tanah dari Sultan Deli seluas 12.000 bau dan Nienhuys
            membuat perjanjian tentang penggunaan tanah selama 99 tahun.  3
            Sementara, sultan tidak memperoleh ongkos sewa tanah, tetapi hanya
            bea ekspor-impor tanaman dan kadangkala pajak kuli perkebunan.

                Sumatera adalah pulau terbesar keenam di belahan dunia. Sebelah
            barat dari pulau itu adalah barisan pegunungan yang dikenal sebagai
            Bukit Barisan. Pegunungan Bukit Barisan yang terbentuk dari hasil
            perbenturan lempeng India yang bergerak ke utara dengan daratan Asia
                                4
            sejak 60 juta tahun lalu.  Di tengah-tengah undak-undak hamparan luas
            Bukit Barisan terdapat beberapa hasil tambang. Batu bara Ombillin ada-
            lah salah satu hasil tambang dari sana. Pengunungan Bukit Barisan telah
            dihuni dan ditanami seperti kopi, teh, beras dan damar oleh suku Batak,
            Jambi dan orang-orang Minangkabau. Juga di daerah pegunungan mena-
            warkan keindahan alam beraneka-ragam satwa liar Gajah, Tapir, Harimau
            dan Badak. Sementara itu, di sisi timur adalah rawa-rawa yang menghi-
            dupi hutan-hutan bakau yang luas disepanjang pantai. Pantai timur
            Sumatra tidak jauh dari ruang geografi perdagangan Selat Malaka. Di
            kawasan pantai Timur setidaknya terdapat besar dan kecil puluhan aliran
            sungai yang bermuara ke Selat Malaka dan mempunyai hilir di pegu-
            nungan Bukit Barisan. Dengan demikian, perbatasan Sumatera di bagian
            barat adalah Bukit Barisan, sedangkan sebelah timur merupakan rawa-
            rawa hutan bakau yang secara ekologi melindungi penduduknya tinggal


            mendapatkan tanah, sumber mineral dan lain sebagainya. Untuk hal ini lihat. Anthony
            Reid. The Contest for North Sumatra Acheh, the Nederlands, and Britain 1858-1898.
            (Kuala Lumpur:Oxford University Press, 1979) hlm., 43.
                3  Sepanjang 12 tahun pertama penyelenggaraan konsesi tanah tanpa menggunakan
            peraturan yang jelas di perkebunan-perkebunan besar Sumatera Timur. Untuk hal ini
            lihat. Karl. J. Pelzer. Toean Keboen dan Petani. Politik kolonial dan perjuangan agraria
            di Sumatra Timur 1863-1947. (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), hlm., 33.
                4  Anthony Reid. Menuju sejarah Sumatra antara Indonesia dan dunia. (Jakarta: ,
            Pustaka Yayasan Obor Indonesia dan KITLV-Jakarta, 2011), hlm. 3.
            22
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36