Page 36 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 36

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               dapat diabaikan dalam kehidupan sehari-hari selama kelemahan-kele-
               mahan Belanda memungkinkannya. Oleh karena itu, para petinggi
               Belanda menyarankan agar plakat panjang diganti oleh plakat pendek
               yang mengharuskan para penguasa pribumi mewajibkan untuk
               menyatakan tunduk pada pemerintah Hindia Belanda dan akan mema-
                                     10
               tuhi seluruh perintahnya.  Kemudian, apakah dengan plakat pendek
               telah cukup untuk melakukan ekspansi teritori di Sumatera?

                   Nampak menjadi jelas bahwa plakat pendek merupakan ungkapan
               tunduk penguasa pribumi lokal terhadap kekuasaan Belanda. Melalui
               plakat pendek itu konsesi-konsesi tanah untuk perkebunan-perkebunan
               modal asing diperoleh dari sultan-sultan Sumatera Timur. Menurut
               Moehammad Tauhid, bahwa campur-tangan pemerintah Hindia Belanda
               dalam masalah tanah di wilayah swapraja di luar Jawa dan Madura diatur
               dan ditentukan oleh plakat panjang dan plakat pendek. Juga, konsesi
               tanah melalui peraturan yang berkenaan dengan Kontrak Politik antara
                                                                   11
               pemerintah Hindia Belanda dengan daerah-daerah Swapraja.  Konsesi-
               konsesi penguasaan tanah melalui plakat pendek (korte verklaring)
               adalah memproduksi ruang agraria, karena setelah itu daerah itu menjadi
               bagian mutlak dari pemerintah Hindia Belanda. Kemudian, para pengu-
               asa lokal maupun para saudagar di sana tidak mempunyai hubungan
               dengan luar negeri, kecuali hubungan dengan Hindia Belanda saja. Demi-
               kian pula urusan dalam negeri dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda.
               Melalui plakat pendek pemerintah Hindia Belanda dapat memungut
               pajak kerajaan dan pendapatan-pendapatan lainnya, dengan syarat para
               kepala suku diberi ganti memadai. Pemungutan pajak dilakukan oleh
               Belanda terjadi di Siak pada 1863, untuk pajak madat dan pajak barang
               di pelabuhan. Perjanjian plakat pendek membuat ruang abstrak yang
               produksi berhubungan dan berimplikasi dengan masyarakat setempat.



                   10 Lange verklaring atau plakat panjang dihapuskan dan dijadikan satu dengan korte
               verklaring (plakat pendek) diusulkan oleh dua petinggi Belanda penakluk Aceh yakni
               Van Heutsz dan Snouck Hugronye pada Juni 1898. Untuk hal ini lihat. Anthony Reid.
               The Contest for North Sumatra Acheh, the Netherlands and Britain 1858-1898.
               (Singapore: Oxford Press, 1969)hlm, 302.
                                                                         27
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41