Page 37 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 37

Hilmar Farid, dkk.
            Meskipun pada masa itu penduduk belum berlimpah di Siak, tetapi akibat
            plakat pendek sejumlah saudagar dari Johor terkena untuk membayar
            pajak.

                Politik ekpansi teritori Belanda dari tahun 1870-an hingga awal abad
            20 di luar Jawa berjalan perlahan dan sangat berhati-hati. Hal itu,
            dikarenakan pertempuran untuk menaklukkan Aceh menguras kas nege-
            ri Belanda. Juga, pamor pasukan Belanda menjadi buruk dimata rakyat
            dan penguasa pribumi. Pada 1873 pemerintah Hindia Belanda menda-
            patkan persetujuan dari Inggris di Singapura untuk melakukan blokade
            laut terhadap perniagaan Aceh. Tindakan blokade itu mendapatkan
            reaksi dari para saudagar di strait settlement dan pelabuhan Penang.
            Oleh karena mereka telah memberikan uang muka kepada petani-petani
            lada di Aceh. Dengan melakukan blokade pihak kekuasaan Belanda
            menutup ruang tradisi perniagaan antara Penang—Aceh dan sebalik-
                12
            nya.  Pertempuran untuk mendapatkan dan menciptakan ruang
            geografi oleh pihak Belanda berlangsung sejak dimulai ekspansi penak-
            lukan.

                Memasuki tahun 1880-an kekuasaan Belanda bersama dengan Per-
            himpunan Geografi di bawah pimpinan P.J. Veth melakukan ekspedisi
            ke Sumatera Tengah, Jambi. Dalam ekspedisi itu, mereka menemukan
            batubara di Ombillin yang letaknya ditengah gugusan Bukit Barisan. Batu
            bara merupakan bahan mineral yang sangat didambakan oleh Belanda,
                                              13
            terutama untuk bahan bakar kapal laut.  Namun persoalan tiba untuk


                11  Menurut observasi Mochammad Tauhid perjanjian kontrak politik plakat pendek
            untuk mendapatkan konsesi tanah tidak hanya berlaku di daerah swapraja Sumatera tetapi
            juga berlaku di swapraja di Sulawesi dan Sunda kecil. Namun demikian, masing-masing
            mempunyai hubungan sendiri dengan kontraknya masing-masing yang berbeda-beda. Untuk
            hal ini periksa. Mochammad Tauhid. Masalah Agraria. Sebagai masalah penghidupan
            dan kemakmuran rakyat Indonesia. (Jogjakarta: STPN Press, 2009), hlm., 91-92.
                12  Meskipun pihak Belanda berusaha untuk merevisi kebijakannya terhadap blokade
            laut terhadap Aceh, bahwa pihak saudagar dari strait settlement bisa mendapatkan panen
            pada Oktober. Akan tetapi penutupan pelabuhan sungai sudah di mulai di Aceh. Untuk
            hal ini lihat. Reid. Ibid., Contest North Sumatra... hlm., 252.
                13  Bagi imperialism Belanda, bahan miniral batu baru merupakan hal penting untuk
            menunjang kekuatan transportasinya di laut. Pada 1880 Belanda baru memiliki armada

            28
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42