Page 100 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 100

punya tujuan lain yaitu guna memberikan dasar legitimasi kepada
           negara dalam memperoleh tanah-tanah yang dianggap subur bagi
           kepentingan perkebunan. Pernyataan domein (domeinverklaring)
           dipakai oleh Pemerintahan  Kolonial  Hindia  Belanda  sebagai
           dasar hukum perdata (privaatrechtelijke basis) guna menguasai
           tanah.  Konsep  ini juga mempunyai kepentingan politik  untuk
           melenyapkan hukum adat karena dipandang menjadi penghalang
           terwujudnya cita-cita politik pertanahan yang diinginkan
           negara kolonial,  yang  memungkinkan perusahaan-perusahaan
           perkebunan barat menguasai lahan.  92

               Dengan  konstruksi ideologi  politik  yang  dibawa  bersama
           domeinverklaring negara dengan leluasa  dapat  menyerahkan
           tanah  tersebut kepada pengusaha Eropa (khususnya Belanda):
           baik perorangan maupun berbentuk badan hukum dalam bentuk
           hak  erfpacht, hak konsesi,  ataupun  hak konversi.  Pernyataan
           domein ini juga bertujuan agar tidak terjadi peralihan hak atas
           tanah  dari golongan  Bumiputra kepada bangsa  asing selain
           Belanda. 93
               Berlakunya domeinverklaring di Sumatera (Staatsblad 1874)
           menjadi awal  mula  kebijakan  ekonomi politik  pintu  terbuka
           Hindia  Belanda di  pulau  Sumatera, khususnya yang berada di
                                                               94
           Keresidenan  Sumatera Timur dan Sumatera Barat.  Kebijakan

           92    Ibid., hlm. 14.
           93   Zefrizal Nurdin, “Pengaturan Pemanfaatan Tanah Ulayat untuk Penanaman Modal sebagai
              Pemberdayaan  Nagari  di  Sumatera  Barat,”  Disertasi  pada  Fakultas  Hukum  Universitas
              Andalas, Padang, 2017, hlm. 2-3.
           94   Sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan tahun 1945, daratan Provinsi Riau
              hari ini terbagi atas dua wilayah administratif jajahan Hindia Belanda, yakni Residensi
              Sumatera Timur/Gouvernement Sumatra’s Oostkust (seperti Bengkalis, Dumai, dan Siak)
              dan  Residensi  Sumatera  Barat/Government Sumatra’s Westkust  (seperti  Kampar  dan
              Rokan). Lihat Masykuri dan Sutrisno Kutoyo, Op. Cit., hlm. 11.


                                           Transformasi Agraria di Senama Nenek  65
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105