Page 98 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 98

dalam Staatsblad 1875), berbunyi “alle grond, waarop niet door

           anderen regt van eigendom wordt bewezen, domein van de Staat is”
           (Semua tanah, yang orang lain tidak dapat membuktikan bahwa
           tanah itu eigendom-nya, adalah domein [milik] negara).
               Dari bunyi pernyataan Pasal 1 Agrarisch Besluit 1870 di atas,
           para birokrat di era Hindia Belanda melahirkan empat tafsiran
           yang berpengaruh mengenai domein negara, yaitu:   89

           Pertama  :  Semua tanah, yang di atasnya tak dapat dibuktikan
                       adanya  hak  eigendom Barat  (menurut  Burgelijk

                       Wetboek);
           Kedua     :  Semua  tanah  yang  di atasnya tak  dapat dibuktikan
                       adanya hak eigendom Barat dan hak eigendom agraris
                       (produk tahun 1872);
           Ketiga    :  Semua  tanah  yang  di atasnya tak  dapat dibuktikan

                       adanya hak  eigendom Barat, hak  eigendom agraris,
                       ataupun  hak  eigendom  Timur  (hak milik  pribumi
                       yang bebas dari batasan-batasan hukum adat);
           Keempat  :  Semua  tanah  yang  di atasnya tak  dapat dibuktikan
                       adanya hak  eigendom Barat, hak  eigendom agraris,
                       hak eigendom Timur, ataupun juga hak milik pribumi
                       yang  masih melekat  pada  “hak  ulayat  masyarakat
                       hukum adat”.

               Djalin  dan Rachman menyebut  tokoh intelektual  di balik
           lahirnya  prinsip  domeinverklaring  ini adalah  para  sarjana
           hukum dari Universitas Utrecht, seperti G.J. Nolst Trenité, Izak A.
           Nederburgh, dan Eduard H. s’Jacob. Mereka menyatakan bahwa


           89    C van Vollenhoven, Op. Cit., hlm. 65-68.


                                           Transformasi Agraria di Senama Nenek  63
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103