Page 177 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 177

Merdeka  Jakarta.  Akibatnya  lahirlah  kebijakan  bahwa  konflik
          tersebut diselesaikan lewat program reforma agraria, yang telah
          memiliki dasar hukum berupa Perpres No. 86 Tahun 2018 tentang
          Reforma  Agraria. Perkembangannya, reforma agraria berhasil
          dilaksanakan,  sebanyak  1.385  SHM  terbit  di  atas  lahan  konflik
          seluas 2.800 hektar. Meski demikian, reforma agraria sama sekali
          tidak mencabut kuasa PTPN V atas lahan ulayat di Koto Senama
          Nenek. Sebab, salah satu prasyarat tak langsung yang dilakukan
          sebelum  proses  penerbitan  sertifikat  hasil  redistribusi  lahan
          lewat  program reforma agraria ialah  diadakannya perjanjian
          kerjasama antara masyarakat  adat  yang  diwakili  KNES dengan
          perusahaan tentang  pengelolaan  perkebunan  kelapa sawit  dan
          perkebunan karet yang berada di atas lahan.

             Perjanjian  kerjasama  atau  MoU  yang  dibuat  pada  Oktober
          2019 antara KNES bersama PTPN V menjaga kuasa perusahaan
          untuk  mengakses  dengan aman  hasil produksi perkebunan
          yang berada di  atas lahan  yang telah diredistribusikan kepada
          masyarakat adat. Sementara itu, koperasi alih-alih menjadi wadah
          bagi masyarakat untuk  dapat  mengakses  secara mandiri  tanah
          ulayatnya, justru sekadar merupakan perpanjangan tangan bagi
          perusahaan  dalam  menguasai  akses lahan  ulayat  seluas  2.800
          hektar. Hal inilah yang menyebabkan konflik yang berakar pada
          lahan ulayat di Koto Senama Nenek terus berlanjut.

             Berkaca pada uraian di atas, maka mengapa reforma agraria
          yang dilakukan berdasarkan Perpres No. 86 Tahun 2018 masih
          menimbulkan persoalan sesungguhnya disebabkan oleh  masih
          kuatnya  kuasa  perusahaan  dalam  mengakses sumber daya
          lahan. Meskipun secara formal (de jure) masyarakat adat disebut
          sebagai  pemilik  lahan  yang  ditandai  dengan  adanya  SHM  (dan



        142   Reforma Agraria Tanah Ulayat
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182