Page 21 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 21
mereka tak banyak menyimpan dokumen tentang sejarah lembaganya.
Beberapa narasumber yang kami temui dari BPN menjelaskan,
“beberapa kali kita ganti nama kelembagaan telah membuat semua
arsip tak tertata dengan rapi, yang tersimpan di bagian arsip BPN
Pusat adalah periode BPN baru”. Di perpustakaan BPN Sabang juga
tersimpan koleksi buku-buku tua, dan akses kami kesana cukup
mudah karena kebetulan banyak teman muda yang tinggal di gedung
tersebut. Satu-satunya lembaga yang membuat kami penasaran adalah
gudang Lantai 3 Gedung Depdagri, menurut sumber kami, semua data
terkait Dirjen Agraria pada periode di Depdagri tersimpan di gudang
lantai 3, namun aksesnya belum dibuka karena masih tertumpuk dan
belum dirapikan. Jadi tidak bisa masuk ke gedung tersebut karena
memang belum dizinkan untuk diakses.
Sebagai catatan, untuk menjelaskan semua proses perjalanan
pembentukan Panitia Agraria, sebenarnya ada tiga laporan penting
yang belum berhasil kami temukan yakni “Laporan Panitia agraria
Tanggal 3 Februari 1950, No. 22/PA”, ”Laporan Ketua Panitia Agraria
Jakarta Tanggal 9 Juni 1955”, “Laporan Panitia Agraria dan Nota
Pengantar dari Panitia Perumus RUUPA Tanggal 1 Juni 1957”. Ketiga
dokumen penting itu hingga hari ini belum berhasil penulis dapatkan
kecuali bagian potongan-potongan laporan yang tidak lengkap.
Masih juga belum ditemukan adalah dokumen penting lainnya yakni
risalah sidang-sidang setelah RUUPA diajukan ke parlemen, kecual
beberapa catatan laporan dari panitia dan pidato Menteri Agraria
ketika menyampaikan RUUPA ke parlemen.
Menurut penulis, kajian tentang kelembagaan tidak menjadi
suatu hal yang menarik bagi para peneliti, karena kajian kelembagaan
sering hanya dijadikan alat atau legitimasi untuk seremonial
kepentingan lembaga tersebut. Ada banyak kajian yang menulis
lembaga namun hanya untuk kepentingan puja-puji, bukan untuk
melihat secara jernih keberadaan dan eksistensi lembaganya. Sedikit
jarang ada pihak yang menulis lembaga dari sudut pandang kritis demi
membangun lembaga tersebut.
10 Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria