Page 16 - Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria: Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agraria 1948-1965
P. 16

petani Indonesia rata-rata mencapai angka 71.45% lalu jatuh menjadi
             40.8% tahun 2005.  11
                   Berikutnya yang tak kalah penting adalah lahirnya UU No. 20
             Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-benda
             yang Ada di Atasnya. UU ini mengamanatkan semua hak atas tanah
             yang berbasis pada Hak-hak Barat agar segera dikonversi berdasar
             hukum agraria nasional, termasuk pula pencabutan hak dengan
             ganti rugi. Tanah yang dicabut itu menjadi tanah negara. Hal penting
             lainnya ialah munculnya UU No. 2 1960 tentang bagi hasil. Tapi sayang,

             regulasi ini termasuk produk UU yang tidak “dipraktekkan”, apalagi
             setelah peristiwa 1965. Turunan dari lahirnya UU No. 5/1960 lalu
             muncul kebijakan untuk menyelenggarakan Landreform, juga PP No.
             10 tahun 1961 tentang Pendaftara Tanah. Di antaranya beberapa aturan
             kebijakan terkait, seperti Perpu No. 56 Tahun 1960 tentang Penetapan
             Luas Tanah Pertanian, PP No. 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan
             Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian.
                   Agenda besar bangsa pasca lahirnya UUPA, yakni Landreform.
             Menyangkut hal tersebut Kementerian Agraria punya program
             besar mensukseskan rencana besar yang tertuang dalam program
             pemerintah tentang Landreform. Dalam ketetapan MPRS No. II/1960
             pasal 4 secara tegas menyatakan Landreform adalah dasar bagi
             pembangunan semesta, artinya pembangunan di semua lini. Kebijakan
             Landreform kemudian membentuk kepanitiaan di daerah disertai
             hadirnya UU 21 tahun 1964 tentang Pengadilan Landreform. Tujuan
             pengadilan, yakni membatasi kepemilikan lahan individual (kelebihan

             maksimum), menghapuskan tanah absente, dan redistribusi tanah
             kepada petani miskin dan yang membutuhkan. Selain itu, diharapkan
             juga bisa menyelesaikan konflik dan ragam persoalan yang muncul
             akibat kebijakan itu.  Program Landreform lenyap di masa Orde
                                   12


                   11 Michael Lipton, Land Reform in Developing Countries: Property Righ and Property
             Wrong, London and New York: Routledge, 2009, hlm. 290.
                   12 Lihat UU No. 21/1964 tentang Pengadilan Landreform, LN 1964-109. Lihat juga Dianto
             Bachriadi dan Gunawan Wiradi, Enam Dekade Ketimpangan, Jakarta: Bina Desa, ARC, KPA,
             2011, hlm. 5.


                                Perjalanan Sejarah Kelembagaan Agrariia, 1948-1965  5
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21