Page 113 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 113

104    Himpunan Policy Brief





                   Hasil Symposium       Perda NTT No 8/1974      Hasil diskusi di   Pasca Putusan
                                                                    Ende Tahun        MK 35 tahun
                      Tahun 1972          tentang Pelaksanaan
                                            Penegasan HAT              1984              2012

                      Tanah Negara       Pemerintah Daerah cq.                       Tanah    negara

                                               Gubernur                              diclaim kembali
                                                                                     menjadi  tanah

                                              1.  Tanah Suku ditarik menjadi tanah   suku
                                                 yang dikuasai langsung oleh negara.
                                              2.  Hak Perorangan atas tanah suku
                                                 dikukuhkan haknya sesuai peraturan

                     Gambar 1 . Bagan Dinamika Perkembangan Tanah Suku di Nusa Tenggara Timur

                   Symposium terbatas persoalan tanah suku pada tahun 1972, berkesimpulan bahwa tanah
             suku adalah tanah negara. Selengkapnya hasil kesimpulannya sebagai berikut: a) yang diartikan
             dengan  ‘suku’  ialah perkutuan hukum  genealogis;  b)‘tanah  suku’  adalah  tanah  yang  dikuasai

             dengan hak ulayat dari pada suku yang dalam realisasinya berada dalam tangan fungsionaris
             adat  tertentu  secara  ex-offico  (karena  jabatan);  d)  adanya  proses  indvidualisasi  tanah  suku
             tidak memenuhi persyaratan persekutuan hukum Genealogis. Selanjutnya terbit Perda NTT No.
             8  Tahun  1974  tentang  Pelaksanaan  Penegasan  Hak  Atas  Tanah,  sebagai  tindak  lanjut  Hasil
             Symposium Terbatas Persoalan Tanah Suku Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun

             1972, dalam Pasal 2 perda tersebut menyatakan bahwa: “Tanah bekas penguasaan masyarakat
             Hukum  Adat,  dinyatakan  sebagai  tanah-tanah  dibawah  penguasaan  Pemerintah  Daerah  cq.
             Gubernur Kepala Daerah”. maka perlu dilaksanakan penegasan hak atas tanah-tanah suku yang
             telah  disahkan  oleh  anggota  masyarakat  dalam  rangka  memberikan  jaminan  kepastian  hak
             kepada pemilik-pemilik tanah adat dengan bukti hak yang kuat berupa sertifikat hak tanah. Hal
             ini  diperkuat  Instruksi  Gubernur  Kepala  Daerah  Tk  I  NTT  No.  3/Pem-um/  1984  yang  isinya

             adalah :
              1.  Melarang setiap orang, badan hukum, instansi pemerintah dan lembaga kemasyarakatan
                  untuk  membagi  tanah  negara  dan  tanah-tanah  bekas  tanah  suku,  selama  kewenangan
                  tersebut tidak diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
              2.  Menginventarisasi tanah-tanah kosong yang ditelantarkan dan diatur penggunaannya oleh

                  pemerintah sesuai dengan rencana induk pembangunan daerah.
              3.  Memerintahkan  Pemerintah  Daerah  Melakukan  Penelitian  dan  Indentifikasi  Keberadaan
                  Tanah adat, (bila ada ditetapkan keberadaanya, jika tidak ada tanahnya langsung di kuasai
                  negara).
             Selanjutnya  Pasca  Putusan  MK  35  tahun  2012  tanah  negara  diclaim  kembali  menjadi  tanah
             suku.
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118