Page 71 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 71

62    Himpunan Policy Brief

                                           1
             Golongan  dan  rahasia  negara.   Yang dimaksud dengan asas keterbukaan adalah bahwa Pengadaan
             Tanah  untuk  pembangunan  dilaksanakan  dengan  memberikan  akses  kepada  masyarakat  untuk
             mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pengadaan tanah. Dalam UU No 2 Tahun 2012 dapat
             terlihat dari: pertama, proses tranparan dan adil, mengatur proses transparan dan adil sangat
             penting  untuk  menghindarkan  terjadinya  kesewenang-wenang  (Mujiburohman  dan
             Kusminarto,  2013)  Musyawarah  adalah  proses  atau  kegiatan  saling  mendengar  dengan  sikap
             saling  menerima  pendapat  dan  keinginan  yang  didasarkan  atas  kesukarelaan  antara  pemilik

             hak atas tanah dan pihak yang memerlukan tanah, untuk memperoleh kesepakatan mengenai
                                                  2
             bentuk  dan  besarnya  ganti  kerugian.   Maria  SW  Sumarjono  mengatakan,  Persyaratan  yang
             diperlukan untuk tercapainya musyawarah secara sukarela dan bebas adalah:
             a.  Ketersediaan informasi yang jelas dan menyeluruh tentang kegiatan tersebut;

             b.  Suasana yang kondusif untuk musyawarah;
             c.  Keterwakilan para pihak;
             d.  Kemampuan para pihak untuk melakukan negosiasi;
                Akan tetapi di dalam pelaksanaanya kegiatan ini tidaklah melibatkan semua pihak, hanya
             masyarakat yang berhak saja yang diundang, seperti yang diungkapkan oleh Jarot, “Konsultasi
             publik  kecenderungganya  yang  diundang  masyarakat  yang  berhak  dan  tokoh,”  (Komunikasi

             dengan Kasi pengadaan tanah Kanwil ATR/BPN Jawa Tengah). Hal ini juga di temukan oleh Dewi,
             akan  tetapi  dalam  pelaksanaan  seringkali  berlainan  seperti  apa  yang  di  kemukakan  Dewi,
             pelaksanaan  konsultasi  publik  yang  seharusnya  dilakukan  konunikasi  dialogis  atau
             musyawarah, ternyata mengabaikan negotiation people yang semestinya menjadi esensial dalam
             musyawarah (Dewi 2017, 207).

                Kegiatan  konsultasi  publik  adalah  kegiatan  untuk  menjelaskan  serta  mendengarkan
             pendapat masyarakat yang berhak dan masyarakat terdampak, tokoh masyarakat instansi yang
             terkait  tentang  kegiatan  pengadaan  tanah  yang  pada  akhirnya  untuk  mencapai  kesepakatan
             dan kesepahaman. Kegiatan ini menjadi salah satu kunci kesuksesan kegiatan pengadaan tanah
             hal  ini  di  karenakan  untuk  mencapai  kesepakatan  dan  kesepahaman  bukan  suatu  hal  yang
             mudah  akan  tetapi  bila  hal  ini  dapat  terwujud  tentulah  kegiatan  pengadaan  tanah  akan

             mendapat  dukungan  dari  berbagai  pihak  yang  terkait  dan  akan  lebih  mudah  dalam
             pelaksanaannya.  Hal  ini  senada  dengan  yang  di  katakan  oleh  Bowo  sebagai  kepala  seksi
             pengadaan  tanah  Kota  Semarang  “Komunikasi  menjadi  suatu  yang  harus  dilakukan  dengan
             sabar,  bila  hal  itu  di  jalankan  maka  keberatan  dengan  jalan  Konsyinasi  lebih  sedikit”
             (Komunikasi dengan Kasi Pengadaan Tanah Kantor ATR/BPN Kota Semarang). Dalam hal ini

             kesabaran  dan  mau  mendengar  keluhan  masyarakat  menjadi  suatu  kunci  keberhasilan.
             Pendapat  berbeda  di  sampaikan  oleh  Fery  “Yang  dilakukan  dalam  pemberitahuan  awal  dan
             konsultasi publik tidak dilibatkan. Terdampak diikutkan buat Rama” (Komunikasi dengan Fery


                1
                  Asas-asas umum Pemerintahan yang baik menurut UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
             Negara yang bersih dan bebas dari KKN pasal 3.
                2
                  Pasal 1 angka 5 Kepres No. 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan
             Untuk Kepentingan Umum.
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76